Enjoy Your Day With a Smile

Jumat, 05 Agustus 2011

Satu Kalimat Sepele Tapi Kedahsyatannya Sanggup Menjebol Tembok Yajuj & Majuj


Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh dzilqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.

Nabi Sulaiman a.s. lupa mengatakan "Insya Allah" saat mengatakan, "Malam ini aku akan menyetubuhi 60 atau 70 istriku sehingga mereka hamil. Lalu, setiap istriku melahirkan seorang anak lelaki yang akan menjadi mujahid penunggang kuda fisabilillah." maka ia pun gagal memiliki anak (Kisah Nabi Sulaiman ini terabadikan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Ketika malam itu beliau memang menyetubuhi 60 atau 70 istrinya, tetapi yang hamil hanya salah satu diantara istrinya. Bahkan anak yang dilahirkannya pun dalam keadaan tidak sempurna fisiknya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : "Kalau saja Nabi Sulaiman as mengucapkan insya Allah, niscaya mereka akan berjihad di jalan Allah sebagai penunggang kuda semuanya." (HR Bukhari dan Muslim)}

Nabi Muhammad 'alaihi sholawat wassalam pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan `Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah : Bagaimana kisah Ashabul Kahfi ?, Bagaimana kisah Dzul Qarnain ?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah saw bersabda kepada dua orang itu "besok akan saya ceritakan dan saya jawab.". Akan tetapi Rasulullah saw lupa mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.

Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok..". ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi :23-24)

Sebuah kalimat yang sering kita sepelekan dan kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah swt karena lupa mengucapkan Insyaa Allah. Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah ?

Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah UCAPAN KEPASTIAN, keyakinan diri jika hal itu benar benar akan dilakukannya, BUKAN KERAGU-RAGUAN.

Benar,..............Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.

Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.

Ingat baik baik !!!Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri…”. (begitulah cara Allah membentuk mental tangguh generasi Pilih tanding)

Tetapi Bila pembaca situslakalaka yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.

"Mereka (Ya'juj & Ma'juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."

Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita umat islam ? apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya ?? Yakinlah.......Janji Allah swt selalu benar, Dia lah sebaik baik penepat Janji.
READ MORE - Satu Kalimat Sepele Tapi Kedahsyatannya Sanggup Menjebol Tembok Yajuj & Majuj

Inilah Sosok Tetangga Nabi Musa a.s Di Syurga


Nabi Musa merupakan satu-satunya nabi yang dapat berdialog dengan Allah. Setiap kali hendak bermunajat beliau selalu menuju bukit tursina dan diatas bukit inilah beliau akan bertanya kepada Allah SWT.

Suatu hari Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT, “ya Allah siapa gerangan tetanggaku nanti disurga?”. Kemudian Allah SWT memberi tahu nabi Musa nama orang tersebut beserta tempat tinggalnya.

Nabi Musa pun bertandang ke rumah orang tersebut, sesampainya dirumah orang tersebut Nabi Musa dipersilahkan masuk oleh si pemilik rumah, seorang anak laki-laki remaja. Tapi tidak seperti pada umumnya remaja ini segera meninggalkan nabi Musa dan masuk ke sebuah kamar kemudian keluar dengan menggendong se ekor babi, seolah tanpa menghirauakan tamunya, remaja ini memandikan babi betina yang digendongnya tersebut penuh hati-hati.

Kemudian setelah selesai dimandikan, babi tersebut diberinya wewangian, memeluk dan menciuminya kemudian dimasukan ke kamar lagi penuh sayang. Remaja tersebut keluar lagi dengan menggendong seekor babi lagi namun kali ini babi jantan, kemudian memandikanya seperti sebelumnya.

Melihat hal ini nabi Musa pun heran dan bertanya dalam hati, “ya Allah inikah tetanggaku nanti disurga”.

Setelah selesai memandikan dan mengembalikan babi jantan tadi barulah remaja ini menemui tamunya tanpa mengetahui bahwa tamunya tersebut adalah seorang nabi.

Kemudian nabi bertanya, “wahai anak muda, apa agamamu?”.
“Saya beragama tauhid.”, jawab remaja itu singkat.

“Lalu mengapa engkau memperlakukan babi sedemikian rupa? tidakah engkau mengetahui bahwa agama tauhid melarangnya?” Tanya nabi Musa.
“Wahai tuan,” kata pemuda itu
“Kedua babi itu sesungguhnya kedua ibu bapak kandungku. Karena dosa besar yang mereka lakukan, Allah menghukum mereka dengan menjadikan mereka seekor babi yang buruk rupa. Adapun tentang dosa mereka terhadap Allah saya tidak tahu. sebab itu urusan mereka dengan Allah. Yang saya ketahui hal itu tidak mengubah sedikitpun kewajiban saya sebagai anak untuk berbakti kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.”

Kemudian ia melanjutkan, “walau rupa mereka telah berubah menjadi babi, mereka tetap orang tua saya, karenanya saya tiap hari berdoa agar dosa mereka diampuni dan wujud mereka kembali seperti aslinya sebagai manusia. Namum Allah belum mengabulkan doa saya”, katanya sambil menunduk sedih.

Maka saat itu juga Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa, “Wahai Musa, inilah orang yang akan bertetangga dengamu nanti di surga. Baktinya sangat tinggi ibu bapaknya. Oleh karena itu kami naikan Maqamnya sebagai anak salih disisi Kami. “

Allah juga berfirman: “Oleh karena dia telah berada di mawam anak salih di sisi Kami maka kami angkat doanya. tempat kedua ibu bapaknya yang kami sediakan didalam neraka pun telah kami pindahkan ke dalam surga.”

Subhanallah, doa anak salih bahkan mampu memindahkan tempat untuk kedua orang tuanya yang telah disediakan di neraka kemudian dipindah ke surga. Maasyaa Allah, mudah mudahan kita semua tergolong sebagai anak yang berbakti terhadap orang tua kita. Amiin Yaa Rabb
READ MORE - Inilah Sosok Tetangga Nabi Musa a.s Di Syurga

Sunda Land Harus Diakui Unesco

alt

Ahmad Heryawan

Sehubungan dengan terbitnya dua buah buku best seller yang mendunia perihal keberadaan peradaban atlantis di Indonesia, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik penelitian ilmiah tersebut. Namun, Gubernur mengharapkan temuan tersebut benar-benar sudah melewati proses pengkajian dan mendapat pengakuan dari United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).

Kedua buku yang menggegerkan tersebut adalah “Eden In The East”, Benua Yang Tenggelam Di Asia Tenggara dan “Atlantis, The Lost Contiennt Finally Found” karya Prof. Arysio Santos. Kedua buku tersebut dengan cara penelitian berbeda menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land. Sedangkan Prof. Arysio Santos mengatakan bahwa Atlantis itu sebenarnya adalah sunda land.

“Saya memandang kedua hal tersebut merupakan isu yang strategis karena selain sebagai upaya mereinventarisasi budaya sunda yang luhur juga dapat memberikan informasi keberadaan suatu peradaban yang sangat maju pada jamannya, yaitu atlantis,” ujar Gubernur.

Gubernur pun mendapati bahwa para sejahrawan dan peneliti mengindikasikan bahwa lokasi atlantis itu ada di sunda land, kawasan yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan serta laut dan selat diantaranya. “Ini adalah catatan sejarah dan bukti-bukti sejarah harus sangat jelas sehingga kita bisa mengklaim tersebut. Itulah pentingnya Unesco hadir supaya hasil yang dilakukan konferensi ini bisa dijadikan sebuah temuan yang bisa dipertanggungjawabkan,” harapnya.

Lebih lanjut, Gubernur menyakini bahwa konferensi internasional kebudayaan sunda merupakan momentum strategis untuk menggali sekaligus memperkenalkan rekam jejak peradaban masyarakat Sunda. Terlebih rekam jejak masyarakat Sunda di masa lalu yang dikenal telah memiliki peradaban yang tinggi.

Untuk itu, Gubernur mengimbau agar masyarakat Sunda patut berbangga terhadap eksistensi dan tidak ragu lagi ikut melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan sunda. “Sehingga diharapkan terbangun pula kesadaran kita untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur kebudayaan sunda baik di jaman kiwari sehingga di jaman yang akan datang,” ujar Gubernur Jawa Barat saat meresmikan dan membuka Konferensi Internasional Kebudayaan Sunda, Senin (25/10/2010), di Hotel Salak Bogor.

Gubernur mengatakan bahwa Jawa Barat dikenal sebagai salah satu daerah di nusantara yang dianugrahi potensi alam yang melimpah. Sehingga tidak mengherankan, menurut Gubernur, saking indahnya Jawa Barat, orang Eropa mengatakan bahwa Jawa Barat sangat indah sebab Tuhan menciptakan Jawa Barat pada keadaan tersenyum. Hanya sayang masyarakatnya kurang bersyukur dan menyadari kekayaan alamnya itu.

Tengok saja catatan sejarah, perkembangan peradaban di Jawa Barat telah dimulai pada sekitar abad ke-3 Masehi, ditandai dengan berdirinya kerajaan Tarumanegara. Pada jaman ini pula dikenal istilah Sunda, yang dipergunakan oleh Raja Purnawarman untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanegara yaitu Sundapura.

Meski peninggalan kerajaan Tarumanegara relatif sedikit, namun disisi lain terdapat pula peninggalan intigible yang masih relevan diterapkan sekarang ini. Peninggalan tersebut dikenal dengan 3 areal tapabrata, kerja untuk memajukan bangsa, yaitu pembangunan kanal, pengelola air dan lingkungan dan sikap leadership para pemimpin di masa tersebut.

“Sementara warisan nilai sosial masyarakat Sunda terdahulu yang patut kita pertahankan adalah sikap dinamis, senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, serta sikap toleran yang tinggi,” ungkap Gubernur.


Ditambahkan oleh Hendarman, Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemdiknas, keberadaan para peserta konferensi disini adalah untuk mewujudkan kepedulian semua terhadap warisan budaya dan warisan alam yang ada. Sekaligus mencoba melindungi warisan tersebut dari bahaya kepunahan.

“Kesadaran akan pentingnya pengelolaan dan pelestarian warisan budaya dan alam kini sudah semakin tinggi. Bahkan pecinta dan pemerhati budaya berkeyakinan bahwa sumber daya budaya itu tidak saja merupakan warisan, tetapi lebih-lebih adalah pusaka bagi bangsa indonesia,” tambahnya.

Karenanya, sumber daya itu memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dan melindungi bangsa ini dalam mengatasi masalah kehidupan dan menapaki jalan ke masa depan. Sebagai pusaka, warisan budaya harus tetap di jaga kekuatannya tidak hilang dan dapat diwariskan kepada generasi penerus tanpa berkurang nilai-nilai leluhurnya.
READ MORE - Sunda Land Harus Diakui Unesco

Makanan Mukmin Menjelang Ad-Dajjal Keluar


Di dalam bukunya yang berjudul “Kisah Dajjal dan Turunnya Nabi Isa ‘alahissalam Untuk Membunuhnya”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menulis sebagai berikut:

“Asma’ berkata, “Akan tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa sehingga aku khawatir terkena musibah kelaparan, dan apa yang bisa dimakan oleh kaum mukmin pada waktu itu?” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :

يَجْزِيهِمْ مَا يَجْزِي أَهْلَ السَّمَاءِ

“Allah سبحانه و تعالى mencukupkan kepada mereka dengan makanan yang diberikan kepada penduduk langit (Malaikat).” (HR. Ahmad No. 26298)

Asma’ berkata, “Wahai Nabi Allah, bahwasanya Malaikat tidak makan dan tidak minum.” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :

“Akan tetapi mereka membaca tasbih dan mensucikan Allah سبحانه و تعالى , dan itulah makanan dan minuman kaum beriman saat itu, tasbih dan taqdis.” (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir. Ibnu Katsir berkata, “Isnad ini merupakan isnad yang tidak ada cacat (laa ba’sa bihi).” (“Kisah Dajjal”—Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 94-95)

Yang dimaksud oleh Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah dengan “mereka tidak mendapatkan apa-apa sehingga aku khawatir terkena musibah kelaparan” ialah saat menjelang Ad-Dajjal keluar untuk menebar fitnah di tengah ummat manusia. Khususnya di dalam suatu hadits yang juga dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani sebagai berikut:

“Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya. Dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”— Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)

Jika Nabi صلى الله عليه و سلم menyatakan bahwa “sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku”, itu berarti setiap hewan yang memberikan protein utama bagi manusia menjadi punah. Seperti di antaranya ialah: kambing, domba, sapi, kerbau dan onta. Dan sebab itulah Asma’ menjadi khawatir apa yang bakal menjadi makanan kaum beriman di masa itu. Lalu Nabi صلى الله عليه و سلم menjelaskan bahwa makanan kaum mukmin di masa itu ialah makanan penghuni langit, yaitu para malaikat. Dalam hal ini berupa tasbih dan taqdis.

Masya Allah...! Nabi صلى الله عليه و سلم memberi tahu kita yang hidup di masa menjelang datangnya puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal, bahwa jenis makanan orang beriman adalah semisal dengan makanan para malaikat. Bayangkan...! Betapa pentingnya kedudukan dan peranan dzikrullah di masa fitnah menjelang hadirnya Ad-Dajjal. Sedemikian pentingnya mengingat Allah سبحانه و تعالى (dzikrullah) sehingga jika dilakukan dengan baik dan benar, maka ia dapat menggantikan fungsi makanan, khususnya protein, yang pada masa itu menjadi barang langka jika tidak bisa dikatakan musnah sama sekali.

Maka saudaraku, alangkah pentingnya ummat Islam sejak sekarang sudah melatih diri dan keluarganya untuk melakukan dzikrullah yang berkualitas dan sebanyak mungkin. Baik dzikrullah yang formal, seperti sholat lima waktu yang hukumnya fardhu ‘ain, maupun dzikrullah yang non-formal seperti berbagai wirid yang dianjurkan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Pantas bilamana Allah سبحانه و تعالى menurunkan ayat khusus berisi perintah untuk dzikrullah sebanyak mungkin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41-42)

Bila ummat Islam sudah membiasakan sejak dini berdzikir mengingat Allah سبحانه و تعالى sebanyak mungkin dan diiringi dengan kualitas pelaksanaan yang bermakna, niscaya perlahan tapi pasti kegiatan dzikrullah akan menjadi suatu kebutuhan bagi ruhani mukmin laksana makanan dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, sejak sekarang setiap mukmin perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikrullah sebab kita tidak tahu kapan tiga tahun sulit menjelang keluarnya Ad-Dajjal datang. Lebih baik mempersiapkan diri dan keluarga sedini mungkin daripada terlambat.

Alhamdulillah, kita bersyukur Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memberi tahu beberapa pesan khusus mengenai wirid yang berkaitan dengan fitnah Ad-Dajjal, seperti:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

"Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi, ia terlindungi dari fitnah Dajjal." (HR. Abu Dawud)

من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يضره

“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi sebagaimana diturunkan, maka baginya cahaya di hari Kiamat dari tempatnya hingga Mekkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surah Al-Kahfi lalu Ad-Dajjal keluar, maka Ad-Dajjal tidak akan dapat memudharatkannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani)

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Jika salah seorang diantara kalian ber-tasyahud (dalam sholat), hendaklah meminta perlindungan kepada Allah سبحانه و تعالى dari empat perkara dan berdoa, "ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WAMIN 'ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal)." (HR. Muslim No. 924)
READ MORE - Makanan Mukmin Menjelang Ad-Dajjal Keluar

Most Popular