Ahmad Heryawan
Sehubungan dengan terbitnya dua buah buku best seller yang mendunia perihal keberadaan peradaban atlantis di Indonesia, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik penelitian ilmiah tersebut. Namun, Gubernur mengharapkan temuan tersebut benar-benar sudah melewati proses pengkajian dan mendapat pengakuan dari United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).
Kedua buku yang menggegerkan tersebut adalah “Eden In The East”, Benua Yang Tenggelam Di Asia Tenggara dan “Atlantis, The Lost Contiennt Finally Found” karya Prof. Arysio Santos. Kedua buku tersebut dengan cara penelitian berbeda menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land. Sedangkan Prof. Arysio Santos mengatakan bahwa Atlantis itu sebenarnya adalah sunda land.
“Saya memandang kedua hal tersebut merupakan isu yang strategis karena selain sebagai upaya mereinventarisasi budaya sunda yang luhur juga dapat memberikan informasi keberadaan suatu peradaban yang sangat maju pada jamannya, yaitu atlantis,” ujar Gubernur.
Gubernur pun mendapati bahwa para sejahrawan dan peneliti mengindikasikan bahwa lokasi atlantis itu ada di sunda land, kawasan yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan serta laut dan selat diantaranya. “Ini adalah catatan sejarah dan bukti-bukti sejarah harus sangat jelas sehingga kita bisa mengklaim tersebut. Itulah pentingnya Unesco hadir supaya hasil yang dilakukan konferensi ini bisa dijadikan sebuah temuan yang bisa dipertanggungjawabkan,” harapnya.
Lebih lanjut, Gubernur menyakini bahwa konferensi internasional kebudayaan sunda merupakan momentum strategis untuk menggali sekaligus memperkenalkan rekam jejak peradaban masyarakat Sunda. Terlebih rekam jejak masyarakat Sunda di masa lalu yang dikenal telah memiliki peradaban yang tinggi.
Untuk itu, Gubernur mengimbau agar masyarakat Sunda patut berbangga terhadap eksistensi dan tidak ragu lagi ikut melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan sunda. “Sehingga diharapkan terbangun pula kesadaran kita untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur kebudayaan sunda baik di jaman kiwari sehingga di jaman yang akan datang,” ujar Gubernur Jawa Barat saat meresmikan dan membuka Konferensi Internasional Kebudayaan Sunda, Senin (25/10/2010), di Hotel Salak Bogor.
Gubernur mengatakan bahwa Jawa Barat dikenal sebagai salah satu daerah di nusantara yang dianugrahi potensi alam yang melimpah. Sehingga tidak mengherankan, menurut Gubernur, saking indahnya Jawa Barat, orang Eropa mengatakan bahwa Jawa Barat sangat indah sebab Tuhan menciptakan Jawa Barat pada keadaan tersenyum. Hanya sayang masyarakatnya kurang bersyukur dan menyadari kekayaan alamnya itu.
Tengok saja catatan sejarah, perkembangan peradaban di Jawa Barat telah dimulai pada sekitar abad ke-3 Masehi, ditandai dengan berdirinya kerajaan Tarumanegara. Pada jaman ini pula dikenal istilah Sunda, yang dipergunakan oleh Raja Purnawarman untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanegara yaitu Sundapura.
Meski peninggalan kerajaan Tarumanegara relatif sedikit, namun disisi lain terdapat pula peninggalan intigible yang masih relevan diterapkan sekarang ini. Peninggalan tersebut dikenal dengan 3 areal tapabrata, kerja untuk memajukan bangsa, yaitu pembangunan kanal, pengelola air dan lingkungan dan sikap leadership para pemimpin di masa tersebut.
“Sementara warisan nilai sosial masyarakat Sunda terdahulu yang patut kita pertahankan adalah sikap dinamis, senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, serta sikap toleran yang tinggi,” ungkap Gubernur.
Ditambahkan oleh Hendarman, Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemdiknas, keberadaan para peserta konferensi disini adalah untuk mewujudkan kepedulian semua terhadap warisan budaya dan warisan alam yang ada. Sekaligus mencoba melindungi warisan tersebut dari bahaya kepunahan.
“Kesadaran akan pentingnya pengelolaan dan pelestarian warisan budaya dan alam kini sudah semakin tinggi. Bahkan pecinta dan pemerhati budaya berkeyakinan bahwa sumber daya budaya itu tidak saja merupakan warisan, tetapi lebih-lebih adalah pusaka bagi bangsa indonesia,” tambahnya.
Karenanya, sumber daya itu memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dan melindungi bangsa ini dalam mengatasi masalah kehidupan dan menapaki jalan ke masa depan. Sebagai pusaka, warisan budaya harus tetap di jaga kekuatannya tidak hilang dan dapat diwariskan kepada generasi penerus tanpa berkurang nilai-nilai leluhurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar