Enjoy Your Day With a Smile

Rabu, 23 Februari 2011

Misteri Tel Jericho, Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia



Sejak ditemukannya oleh para arkeologis pada tahun 1962, menara batu setinggi 28 kaki yang ditemukan pada sudut kota Jericho telah menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Saat ini, 11.000 tahun setelah menara tersebut dibangun, para arkeologis di situs kuno Tel Jericho mengungkap fakta baru mengenai bangunan “pencakar langit” pertama di dunia. 

Riset berbasis komputer mutakhir oleh mahasiswa doctoral Roy Liran dan Dr Ran Barkai dari Departemen Arkeologi Jacob M. Alkow Universitas Tel Aviv dan Ancient Near Eastern Cultures di Fakultas Humanitas Lester and Sally menyibak siapa yang membangun menara 28 kaki itu – dan mengapa itu dibangun?

Para periset mencatat bahwa ini merupakan hal pertama manusia menegakkan bangunan tinggi seperti itu, sebelum transisi ke pertanian dan produksi pangan di daerah tersebut. Liran dan Dr. Barker saat ini begitu yakin bahwa menara, yang dibutuhkan sepuluh tahun untuk membangunnya itu adalah indikasi perjuangan kekuatan pada awal periode Neolitik, dan seseorang atau masyarakat khusus telah mengekploitasi ketakutan purba para penduduk Jericho untuk membujuk mereka agar segera membangun menara itu. Mengenai terungkapnya penelitian baru tentang menara kuno ini diterbitkan pula dalam jurnal Antiquity.

“Dalam artikel yang baru kami publikasikan menyatakan sebuah penemuan baru dan menarik,” kata Liran dan Dr.barkai dalam suatu pernyataannya. “Terdapat sesuatu yang dihubungkan ke posisi menara pada sudut desa Jericho, dan bayangan yang melingkupi situs ketika matahari tenggelam pada hari terpanjang pada suatu tahun.”

Tangga (dan menara ) ke Surga

“Rekonstruksi matahari terbenam mengungkapkan kepada kita bahwa bayangan bukit saat matahari terbenam pada hari terpanjang tahun ini jatuh tepat pada menara Yerikho, menutupi menara dan menutupi keseluruhan desa.

“Untuk alasan inilah, kami menduga menara yang digunakan sebagai sebuah unsur duniawi yang menghubungkan penduduk situs dengan bukit-bukit di sekitar mereka dan dengan elemen surgawi dimana matahari terbenam.”


“Ini adalah saat ketika hierarki dan kepepimpinan mulai dibangun,” kata Dr. Barkai seperti dikutip dari Jerussalem Post. “Kami percaya menara ini merupakan salah satu mekanisme untuk memotivasi orang-orang dalam gaya hidup komunal.”

Membongkar teori-teori lama

Beberapa peneliti telah mengklaim bahwa menara dan dinding tersebut terdiri dari sistem benteng dan pertahanan terhadap banjir. Namun yang lain menyatakan bahwa menara dan tembok sebagai penanda geografis, mendefinisikan wilayah penduduk awal Yerikho, dan simbol dari kekayaan dan kekuasaan desa kuno.

Dalam sebuah artikel tahun 2008, peneliti dari Universitas Tel Aviv , menyatakan bahwa dinding menara dan Yerikho harus dilihat sebagai penanda kosmologis, menghubungkan desa kuno Yerikho dengan Gunung Qarantal dekatnya dan matahari terbenam pada hari yang memperpanjang tahun. Begitulah hipotesis baru mereka.
Ide ini didasarkan pada kenyataan bahwa sumbu tingkatan tangga di menara ini dibangun pada sudut yang tepat untuk pengaturan matahari pada hari terpanjang tahun di balik puncak tertinggi menghadap Yerikho, Gunung Qarantal. Mereka percaya bahwa itu adalah pencakar langit pertama umat manusia, betapapun kecilnya, dan juga merupakan bangunan publik pertama di dunia.

Source: http://www.dapunta.com/teka-teki-tel-jericho-bangunan-pencakar-langit-kuno-pertama-dunia.html
READ MORE - Misteri Tel Jericho, Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia

Teori Kuantum (Masih) Belum Terpatahkan

Berikut adalah terjemahan lepas dari artikel Quantum theory survives latest challenge dari situs Physics World.

Semenjak mekanika kuantum pertama kali diformulasikan, sejumlah fisikawan termasuk Albert Einstein tidak nyaman dengan ide entanglement (keter-belit-an) – yaitu sejumlah partikel yang memiliki sebuah hubungan yang tidak diizinkan oleh fisika klasik. Akibatnya, sejumlah fisikawan telah mengusulkan teori-teori alternatif yang mengizinkan hubungan tersebut hadir tanpa membutuhkan mekanika kuantum. Sungguh sulit untuk menguji teori-teori ini, namun sejumlah peneliti di Inggris Raya telah menggunakan cahaya yang terpuntir untuk membuat sebuah pengukuran penting yang menunjukkan kebenaran teori kuantum.

Apa itu keterbelitan kuantum? Akan saya jelaskan pada artikel berikutnya, tapi jika Anda tidak sabar, sila buka buku “Introduction to Quantum Mechanics” Griffiths (edisi kedua, 2005) Bab 1 halaman 4 (kualitatif) dan Bab 10 (kuantitatif).

http://www.fisikanet.lipi.go.id/gambar/1294441534.jpg 

Teori kuantum terasa asing dalam kehidupan kita sehari-hari karena teori ini bertentangan dengan ide kita tentang realisme – ekspektasi bahwa benda memiliki sifat-sifat yang dimilikinya terlepas apakah kita sedang melihatnya atau tidak. Teori kuantum juga mengizinkan sebuah sistem untuk merespons sebuah peristiwa yang terjadi sangat jauh dari lokasi sistem tersebut – ini menentang prinsip lokalitas, yang tidak mengizinkan komunikasi terjadi lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

Keganjilan-keganjilan ini dinyatakan secara matematis oleh fisikawan John Bell dengan “ketidaksamaan”-nya yang terkenal itu. Bell menunjukkan bahwa kita dapat melakukan kombinasi pengukuran tertentu pada sepasang partikel identik yang menghasilkan ketidaksamaan yang cocok dengan ide realisme dan prinsip lokalitas. Bell juga menunjukkan bahwa ketidaksamaan ini dilanggar oleh prediksi fisika kuantum untuk pasangan partikel terbelit.

Pada eksperimen Bell dua pengamat terpisah dapat mengukur polarisasi partikel-partikel terbelit pada arah yang berbeda dan menghitung korelasi antara partikel-partikel tersebut. Ini telah dilakukan oleh pada tahun 1970-an oleh Stuart Freedman dan John Clauser dan pada tahun 1980-an oleh Alain Aspect. Kedua eksperimen ini menggunakan foton terbelit untuk membenarkan teori kuantum.

Mengorbankan lokalitas demi realisme

Fisika secara umum telah menerima bahwa dunia kuantum menertawakan “realisme lokal”, tapi pada tahun 2003, Anthony Legget dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign (Amerika Serikat) mencoba untuk memulihkan realisme dengan cara mengorbankan lokalitas. Jika dua sistem dapat mengatur korelasi di antara mereka melalui komunikasi instan (saat itu juga), maka ada kemungkinan mereka memiliki sifat-sifat yang definit (tertentu). Skenario real tapi non-lokal Legget ini sesuai dengan prediksi Bell, tapi apakah benar realitas dapat mendeskripsikan dunia kuantum?

Empat tahun kemudian, fisikawan di Austria, Swiss dan Singapur menjawab dengan data. Alih-alih mengukur keadaan polarisasi linear untuk melanggar ketidaksamaan Bell, mereka mencari korelasi antara polarisasi eliptik – yaitu keadaan kombinasi linear dan kombinasi sirkular. Mereka bahkan mengasumsikan meskipun foton-foton terbelit dapat saling merespons secara instan, korelasi antara keadaan polarisasi masih melanggar ketidaksamaan Leggett. Kesimpulan bahwa komunikasi instan tidak cukup untuk menjelaskan ide entanglement dan realisme juga harus ditinggalkan.

Kesimpulan ini sekarang didukung oleh Sonja Franke-Arnold dan koleganya dari Universitas Glasgod dan Universitas Strathclude. Eksperimen mereka menunjukkan bahwa foton-foton terbelit memiliki korelasi lebih kuat daripada yang diizinkan untuk partikel-partikel dengan sifat-sifat telah terdefinisikan secara individu – bahkan meskipun partikel-partikel tersebut boleh berkomunikasi secara instan. Tapi mereka tidak mengamati polarisasi foton, melainkan memilih untuk mengamati sifat-sifat dari setiap momentum angular orbital foton.

Cahaya terpuntir

Momentum angular orbital foton dapat dipahami dengan cara membayangkan bahwa gelombang berpuntir di sekitar sumbu aksis sinar. Puntiran itu dapat digambar sebagai sebuah ulir pembuka tutup botol, sebuah heliks-ganda atau heliks yang lebih rumit dengan momentum angular terus bertambah. Franke-Arnlod dan timnya menggunakan pola heliks-ganda.

Jackquie Romero, mahasiswa di Universitas Glasgow, melakukan eksperimen dengan cara menebakkan laster ultraviolet pada sebuah kristal optik yang dirancang untuk memisahkan foton energi tinggi menjadi pasangan-pasangan foton infrared terbelit. Foton-foton ini kemudian masuk pada hologram-hologram yang dikontrol oleh computer. Hologram ini menyaring foton-foton pada keadaan momentum angular orbital yang saling komplementer. Foton yang melewati hologram dihitung oleh detektor foton.

Korelasi antara dua foton terbelit, satu dengan momentum angular orbital searah jarum jam dan yang lainnya berlawanan arah jarum jam, telah diprediksi oleh Bell, Legget dan juga teori kuantum. “Kami sengaja tidak meluruskan hologram-hologram ini dari keadaan komplementer dan mengukur korelasi yang dihasilkan,” kata Franke-Arnold. Detektor yang menangkap pasangan foton terbelit sesuai dengan teori Legget. Hasil pengamatan mereka sesuai dengan prediksi kuantum.

Kesimpulan filosofis

“Dampak utama dari eksperimen ini benar-benar sebuah kesimpulan filosofis,” ujar Franke-Arnold. Partikel-partikel terbelit tidak dapat dideskripsikan sebagai individu, meskipun mereka memiliki sebuah koneksi telepatik dengan pasangannya.

Simon Gröblacher dari Universitas Vienna menegaskan bahwa eksperimen-eksperimen ini mencoret ide realisme hanya untuk skala besar teori nonlokal – sisanya tidak dideskripsikan oleh ketidaksamaan Leggett. Tim Gröblacher pertama kali membuktikan pelanggaran ketidaksamaan Legget dengan eksperimen polarisasi foton, dan dia mengatakan bahwa sungguh baik mengetahui pelanggaran ini diverifikasi oleh sifat lain dari foton (yaitu momentum angular orbital). “Eksperimen mereka terlihat sederhana,” tambahnya, mengetahui bahwa momentum angular orbital dapat dipakai untuk menguji superposisi lebih dari dua keadaan.

Source: http://diary.febdian.net/
READ MORE - Teori Kuantum (Masih) Belum Terpatahkan

Serat Sutra Laba-laba Ternyata Lebih Kuat Dari Baja

Serat sutra laba-laba dimanfaatkan untuk jaring sekaligus pertahanan diri. Ilmuwan berhasil membongkar mekanisme misterius jalinan yang lebih kuat dari baja ini.

Ilmuwan Jerman percaya rahasia kekuatan serat sutra laba-laba terletak pada kombinasi unik dari materi kristal abstrak yang membentuk serat itu sendiri. Secara terpisah, materi itu tidak terlalu mengesankan. Namun jika dikombinasikan dengan tepat dapat menjadi kekuatan serba guna.

Studi yang dipimpin Dr. Frauke Grdter dari Heidelberg Institute for Theoretical Studies menemukan informasi baru soal struktur molekul yang mendasari karakteristik mekanik dari bahan alami yang diproduksi laba-laba.

"Karena serat sutra laba-laba lebih unggul dari materi yang diciptakan oleh hewan lain maupun buatan manusia, banyak penelitian dilakukan untuk menjelaskan karakteristik mekanisme serat alami yang luar biasa itu," kata Grdter.

Para ilmuwan sebelumnya memahami serat sutra laba-laba terdiri dari dua jenis blok yaitu amorphous lembut dan komponen kristal kuat. Tim Grdter menerapkan pendekatan komputasi multi-skala pada tingkat atom untuk mencari tahu sub-unit amorphous yang bertanggung jawab atas elastisitas sutra and distribusi tekanan.

Ketangguhan maksimal sutra memerlukan sub-unit kristal dan bergantung pada bagaimana laba-laba mendistribusikan serat. Struktur arsitektur yang berbeda dari masing-masing sub-unit inilah yang bertanggung jawab atas kinerja mekanis yang optimal pada jalinan sutra laba-laba.

"Kami menyimpulkan bahwa susunan seri sub-unit kristal dan sub-unit amorphous yang acak atau paralel merupakan model struktur baru bagi sutra," kata Grdter dalam tulisan yang diterbitkan di Biophysical Journal.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1256442/kalahkan-baja-inilah-rahasia-kekuatan-laba-laba
READ MORE - Serat Sutra Laba-laba Ternyata Lebih Kuat Dari Baja

Ditemukan, Perairan Tertua di Dunia

READ MORE - Ditemukan, Perairan Tertua di Dunia

Senjata-Senjata Pada Perang Kuno (Ancient Warfare)

Pada perang atau pertempuran kuno jaman dulu (Ancient Warfare) khususnya di eropa, perkembangan persenjataan yang dipergunakan sudah cukup canggih. Hal itu tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan yang ada sehingga mereka bisa membuat senjata yang cukup canggih pada masanya. Umumnya mereka menggunakan senjata pelontar maupun senjata tajam lainnya. Mau tahu apa saja, nah berikut ini diantara jenis senjata yang dipergunakan pada perang kuno.



Ballista
Ballista adalah senjata artileri pertama yang dilaporkan di masa kuno dan sangat dihubungkan dengan Kekaisaran Roma. Ballista merupakan atribut di abad pertengahan, yaitu di awal Abad ke-11. Berbagai bentuk dan variasi ballista banyak ditemukan di sisa-sisa peradaban kuno, tetapi pada dasarnya mempunyai konsep dan operasi yang serupa.

Ballista dioperasikan dimedan peperangan sebelum senjata artileri beramunisi ditemukan di akhir Abad Pertengahan. Ballista dibuat dari berbagai jenis potongan kayu dan logam yang dapat dioperasikan sebagai senjata beroda yang dapat bergerak atau senjata yang dapat dibawa ke medan perang.




Kekuatan ballista terletak pada kemampuan mengarahkan tombak besar ke arah formasi infantri. Tombak/anak panah besar ini cukup panjang dan kuat untuk menembus beberapa orang dalam satu tembakan, jika cuaca baik, ballista dapat menjadi senjata yang sangat dapat diandalkan dan akurat.

Dioperasikan oleh dua orang, ballista dibuat sebagai crossbow raksasa. Kata ballista berasal dari bahasa kuno yang berari crossbow. Ballista beroperasi dengan prinsip tegangan seperti pada busur dan anak panah. Ballista beroperasi dengan memutar empat jeruji engkol besar yang biasanya berada di bagian belakang, mengencangkan tali (atau urat daging hewan) yang menarik kerekan ke belakang. Pengisi amunisi akan menjatuhkan tombak ke ayunan peluncur dan penembak akan melepas pelatuk tekanan, kemudian secara efektif menembakkan tombak ke arah musuh dengan kecepatan menakutkan. Balista dapat terlihat musuh dari jauh dan dapat digunakan untuk menjatuhkan mental musuh.

Secara alami, ballista dengan roda terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peperangan dan semakin mudah digerakan untuk mengantisipasi perubahan pergerakan formasi musuh. Akan tetapi senjata ini tidak dapat beroperasi dengan baik dalam kondisi berkabut dan basah, terutama jika terbuat dari urat hewan. Kondisi yang basah menyebabkan urat kehilangan tegangan.

Ballista mempunyai kekurangan untuk pertempuran jarak pendek dan dapat ditinggalkan jika kondisi tidak memungkinkan. Membidikkan ballista secara individual juga tidak efektif untuk pemakaian senjata ini. Pengoperasian dalam kondisi jarak dekat, dengan senjata tangan, akan membuat ballista tidak berguna sama sekali.

Awak yang terlatih dapat menembakkan ballista secara berurutan dengan sistem perulangan atau semi-otomatis, dengan asumsi senjata dalam keadaan yang terbaiknya.

Pada akhirnya, sistem sederhana ini menghasilkan keuntungan besar dalam peperangan sebelum ditemukannya senjata artileri beramunisi. Hingga saat itu, ballista memberikan efek yang luar biasa pada peperangan, terutama pada pasukan infantri atau kavaleri besar yang bergerak.



Cataphract



Cataphract adalah evolusi kuno dari kuda perang yang meningkatkan perlindungan lapis baja untuk penunggang maupun kudanya. Berbagai peradaban dan kerajaan menggunakan cataphract dalam berbagai cara, memakai meraka dalam grup strategis yang memberikan efek kejut pada pasukannya di medan perang. Faktanya, kata cataphract berasal dari Yunani yang berarti “terlindungi” dan dalam bahasa Roma disebut clibanarii yang berarti “oven men”
Cataphract merupakan usaha untuk memperoleh jalan yang lebih baik untuk mempersenjatai pasukan/penunggang. Maces (senjata seperti palu hanya saja pada ujungnya terdapat bulatan logam berduri) menawarkan kemampuan pukul yang bagus, dapat menghancurkan tengkorak manusia dengan mudah, tetapi membutuhkan jarak yang sangat dekat bagi penunggang terhadap targetnya. Seperti halnya tombak atau “kontos” di Yunani, dikembangkan secara khusus terutama untuk penunggang cataphract. Ujung tombaknya dibuat dengan panjang dan bentuk sedemikian rupa untuk meningkatkan kemampuan penunggang agar dapat menusuk targetnya, dan kemungkinan untuk menusuk beberapa orang dalam sekali percobaan.
Seseorang berasumsi bahwa dengan berat cataphract akan membatasi gerak dan daya tahannya, terutama dalam panasnya musim panas. Cataphract Persia terutama kuda anakan Persia yang disebut dengan kuda Nesaean mempunyai ukuran dan kekuatan yang sangat besar, yang sangat cocok untuk cataphract. Nesaean menawarkan kombinasi klasik dari kecepatan, kekuatan dan ukuran besarnya yang mempengaruhi psikologi lawan. Pasukan Byzantium pada sekitar 1.100 AD memakai pasukan yang similar dengan cataphract dengan lapis baja di seluruh tubuh kuda dan penunggangnya. Chainmail digunakan untuk melundungi wajah penunggang dan kulit atau logam tambahan digunakan untuk melindungi lengan dan kaki dari cidera. Helm logam juga menawarkan perlindungan seperti tameng bulat kecil.
Cataphract tetap menjadi senjata hebat untuk beberapa lama hingga ditemukannya senapan. Akan tetapi, kekuatan cataphract sangat menakutkan pada saat itu dan proteksi lapis bajanya membuat mental penunggang menjadi kuat dan mendekati musuh tanpa rasa takut yang berarti.

Battering ram



Battering ram adalah persenjataan kuno yang digunakan untuk mendobrak pintu atau dinding benteng. Senjata ini memeberikan pengaruh besar dalam pengembangan dinding benteng.

Dalam bentuk paling simpelnya, senjata ini berupa kayu besar dan berat yang dibawa beberapa orang dan didorong ke rintangan. Momentum dari hantaman ini cukup untuk merusak target apabila kayu ini cukup besar dan atau kecepatannya cukup cepat saat pendobrakan.

Dalam desain yang lebih canggihnya, battering ram mempunyai rangka beroda dan kayunya diikatkan dengan tali atau rantai sehingga dengan mudah dapat diayunkan ke arah target dan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Kadang-kadang battering ram mempunyai kayu yang ujungnya dipasangi dengan kepala logam dan bagiannya yang mudah diserang musuh dilapisi dengan logam. Banyak battering ram mempunyai atap pelindung dan bagian sampinya ditutupi dengan bahan basah yang berfungsi untuk mencegah kebakaran akibat serangan musuh dengan api. Battering ram seperti ini digunakan oleh Assyrian sejak abad 9 sebelum Masehi.

Cara untuk mencegah serangan battering ram adalah dengan menjatuhkan rintangan seperti pasir untuk mengurangi mobilitasnya sebelum menghantam dinding, atau dengan membakarnya serta menyerangnya secara langsung.

Beberapa battering ram tidak dioperasikan dengan ayunan tali atau rantai, tetapi dengan roller. Roller ini memungkinkan ram mencapai kecepatan yang lebih tinggi sebelum menghantam target sehingga lebih destruktif. Battering ram ini digunakan oleh Alexander the Great, seperti digambarkan oleh penulis Vitruvius.

Variasi pada battering ram termasuk penggunaan bor, tikus, pencongkel dan pengait. Alat tersebut lebih kecil dari ram dan dapat digunakan pada tempat yang lebih sempit.

Penggunaan battering ram dalam secara termasuk:
  • Destruction of Jerusalem
  • The Crusades
  • The fall of Rome

Penggunaan di Jaman Modern


Battering ram sampai saat ini masih digunakan dalam banyak fungsi yang berbeda. Team SWAT dan banyak kepolisian menggunakan ram kecil (digunakan oleh dua orang) untuk mendobrak pintu yang terkunci. Battering ram modern lain termasuk sebuah silinder yang digerakkan secara otomatis sehingga menghancurkan daya hancur yang lebih besar.

Chariot


Chariot (kereta kuda), setidaknya di Barat, lebih terkait erat dengan peradaban Mesir Kuno daripada yang lain - walaupun desainnya muncul dalam berbagai bentuk dengan berbagai pasukan sepanjang sejarah. Dalam konsep, desain chariot mirip di berbagai pasukan (ia diwakili komponen medan pertempuran yang ringan, bergerak cepat bagi semua pasukan). Ia digunakan langsung pada medan perang, namun dapat disesuaikan bedasarkan keperluan.

Chariot Sumeria merupakan penggabungan dari teknik produksi dari Mesir dan Hittite. Desain yang dihasilkan cukup unik, memanfaatkan empat kuda, tidak seperti Mesir yang memakai dua kuda dan memakai empat roda tidak seperti kebanyakannya. Pengaruh dari Hittite pada chariot Sumeria adalah pemakaian lapis baja pada ruang kusir dan di mana tentara tambahan berdiri. Kereta Sumeria yang dilaporkan sebagai yang paling “kejam” sejajar dengan desain Mesir.

Chariot juga muncul dipakai sampai ke timur di Dinasti Cina, yang berasal dari daerah Indo-Eropa. Chariot dalam budaya Cina merupakan salah satu benda yang sangat di”tinggikan” karena tingginya biaya untuk mendapatkan kuda penarik chariot. Chariot Cina dirancang untuk mengangkut tiga orang ke peperangan (yang bertentangan dengan adat di dunia barat yang hanya dapat mengangkut dua pasukan) dan termasuk pasukan petarung (warior) (yang dapat turun dari kereta untuk bertempur atau menembakkan panah), kusir (mengendalikan dua kuda atau lebih) dan seorang pelayan warior (menyiapkan anak panah dan pada umumnya akan melakukan apa saja agar tuannya tetap selamat dalam pertempuran).

Kecepatan maksimal chariot bergantung pada jenis kuda yang digunakan untuk menariknya, serta desain “cab” (kereta) dan rodanya. Beberapa peradaban menggunakan keledai, tetapi yang lain lebih memilih kuda khusus (yang kuat dan cepat).

Desain kereta juga berbeda-beda dari berbagai peradaban dan beberapa di antaranya memakai desain gandar (axle) yang rumit, fitur stabilitas, penggunaan baja dan penggunaan roda empat, bukan dua yang tradisional. Dalam bentuk yang lebih ganas, chariot bersabit-besar mempunyai senjata dengan bilah (blade) yang sangat besar di pusat roda dan dapat dirakit. Blade (bilahnya) dirancang untuk melukai para pasukan yang berdiri di dekatnya dengan mudah dan hanya meninggalkan imajinasi mengenai pembunuhan besar-besaran yang dicapai di medan perang dengan chariot ini. Tentu saja, dalam perkembangannya blade ini dapat dipasang pada dua sisi roda.

Walaupun pada awalnya dianggap sebagai persenjataan teror di garis depan seluruh pasukan, chariot memiliki kekurangan. Jika pada saat kondisi yang mengharuskan chariot untuk mundur atau melarikan diri, dia dapat melukai pasukan (teman) yang lain. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian besar di pihak sendiri.

Kavaleri Companion


Kavaleri Companion bekerja di bawah Alexander the Great dari Makedonia. Kavaleri Companion telah dipilih dari bangsawan Makedonia dan sering kali dari orang yang pernah melayani raja dengan baik dalam perang sebelumnya. Komponen Kavaleri ini terdiri dari satu penunggang kuda, kuda-nya dan tombak.

Di medan perang, tujuan dari unit kuda khusus ini adalah sebagai unsur kejutan. Sementara unit Makedonia yang kuat mendekati dan membuat kontak dengan musuh, Kavaleri Companion bertahan sebagai cadangan hingga datang waktu yang tepat untuk menyerang. Ketika pasukan awal merusak formasi musuh, kavaleri menyerang menuju formasi yang rusak tersebut untuk membuat kekacauan lebih dan memaksa musuh mundur. Dalam strategi ini, musuh dipaksa untuk bertarung sampai mati atau atau berbalik untuk melarikan diri yang membuat mereka kebingungan.

Penunggang Kavaleri Companion dilindungi lapis baja ringan oleh baju baja dan helm. Selain itu Kavaleri ini dirancang agar dapat bergerak cepat seperti formasi baru pasukan Yunani yang dibuat oleh Alexander. Kuda berasal dari peranakan yang kuat dan juga dilindungi secara ringan. Persenjataan untuk penunggang terdiri dari pedang standar untuk pertarungan jarak dekat, dan sebuah tombak panjang yang dapat mencapai 18 kaki.

Kavaleri Companion dioperasikan oleh Alexander dengan perintahnya sendiri dan biasanya dipakai sebagai cadangan sampai pada saat yang dianggap tepat. Kavaleri ini terbukti cukup efektif dalam mengalahkan Kekaisaran Persia - terutama di Perang Gaugamela (Alexander berpasukan 47.000 melawan 86000 pasukan Persia).

Crossbow



Istilah "crossbow" dalam artikel ini merujuk senjata tradisional pada abad pertengahan, walaupun desainnya dianggap berasal dari jaman sebelumnya. Biarbagaimanapun, yang pasti senjata ini memegang peranan penting pada peperangan, khususnya di abad pertengahan. Muncul pertama kali dengan Yunani Kuno, Roma dan Cina, crossbow memanfaatkan sebuah tegangan tali busur yang dipertahankan posisinya sampai pemakai melepaskan tegangan tali busur, melepaskan anak panah ke arah sasaran. Senjata ini muncul dalam berbagai bentuk, baik senjata tangan kecil hingga persenjataan artileri berat (ballista).


Crossbow terdiri dari busur yang kuat dan anak panah di kawasan peran pribadi artileri. Kekuatan senjata ini cukup baik dan sangat akurat, menghasilkan daya tembus efektif berkat tingginya energi kinetis saat anak panah dilepas dan pasukan dapat dengan mudah dilatih menggunakan senjata ini dalam seminggu. Sebagai perbandingan, longbow (busur panah besar) Inggris yang kuat, pasukan perlu latihan 1 tahun untuk mengasah kemampuan akurasinya. Kekurangan terbesar dalam penggunaan crossbow adalah dalam lambatnya pengisian ulang anak panah. Longbow dalam satu menit dapat menembakkan 10 panah sementara crossbow akan memerlukan 1 menit penuh mengisi dan menembakkan satu anak panah (bolt).

Pengisian ulang anak panah memakan lebih banyak waktu sesuai dengan jumlah energi yang diperlukan untuk membuat senjata semakin mematikan. Kemudian senjata ini memiliki “rack-and-pinion cranequin cranking” yang memungkinkan pasukan untuk memanfaatkan prinsip-prinsip dasar fisika dengan mengoperasikan tuas tenaga tangan untuk menarik senar-busur ke tempatnya. Fitur lain menggunakan ikat pinggang, engsel, tuas dan sistem cord-and-pulley yang dikenal dengan “windlasses”.

Crossbowman pada abad pertengahan dapat digunakan dalam peran bertahan maupun menyerang. Barisan crossbowman dapat digunakan sebagai penembak garis depan, mundur kebelakang untuk mengisi anak panah, kemudian kembali lagi ke garis depan untuk menembakkan anak panahnya. Dengan mode ini yang berkelanjutan, tingkat akurasi penembakan musuh dapat tercapai. Kombinasi mematikan lainnya Crossbowman beberapa unit telah dipasang dengan perisai besar di belakang mereka, yang memungkinkan operator untuk api itu crossbow, putar sekitar untuk menghadapi perisai di musuh dan kembali. Letal kombinasi lain, adalah peran crossbowman sebagai “mounted souldier”, memberikan kekuatan pada crossbow dasar dengan mobilitas dan kekuatan dari elemen medan peperangan “mounted”. Amunisi crossbow dapat terdiri dari anak panah berujung baja tajam dengan berbagai desain, yang berarti bahaya bagi musuh yang terkena.
Meskipun crossbow terus dimodernisasi sampai saat ini, sistem tidak lagi dipakai karena kalah jauh dari persenjataan modern, dan sebagian besar digunakan untuk berburu dan latihan akurasi.

Contoh Crossbow Modern :

Arbalest



Arbalest (juga arblast) merupakan variasi akhir dari crossbow Eropa abad pertengahan. Senjata ini berukuran besar, arbalest memiliki pecutan (busur) baja. Karena sebuah arbalest jauh lebih besar daripada crossbows, dan karena besarnya gaya tarik baja, ia mempunyai kekuatan yang lebih besar. Arbalest dapat melepaskan anak panah (bolt) dengan kekuatan hingga 22 kN (5000 lbf) dan akurasi hingga 500 m. Seorang arbalestier (arblaster) terampil dapat menembakkan dua bolt per menit. Arbalests kadang-kadang dianggap tak berperikemanusiaan atau tidak adil, karena seorang arbalestier tidak berpengalaman dapat membunuh seorang ksatria yang sudah berlatih selama seumur hidupnya.

Istilah arbalest kadang-kadang dipertukarkan dengan crossbow. 'Arbalest' adalah bahasa Prancis Medieval yang diambil dari nama arcuballista, bahasa Roma untuk crossbow; Perancis modern menggunakan kata arbalète. Kata tersebut berlaku untuk crossbow dan arbalest (arbalest dapat disebut sebagai crossbow berat (heavy crossbow), tapi sebenarnya heavy crossbow mungkin tidak sama seperti yang arbalest).

Trebuchet



Sebuah Trebuchet atau trebucket adalah mesin siege yang digunakan pada Abad Pertengahan untuk menghancurkan benteng/dinding pertahanan ataupun untuk menembakkan proyektil ke atasnya. Senjata ini kadang-kadang disebut "counterweight trebuchet" atau "counterpoise trebuchet" untuk membedakannya dari senjata sebelumnya yang disebut dengan "traction trebuchet", versi asli dengan menggunakan tenaga tarik manusia, bukan “beban pengimbang”.

Trebuchet pengimbang muncul di tanah Kristen dan Muslim di daerah Mediterania di abad ke-12. Dia mampu melemparkan proyektil hingga seberat 350 pound (140 kg) pada kecepatan tinggi ke arah fortifikasi musuh. Kadang-kadang, senjata ini digunakan untuk melemparkan mayat berpenyakit ke arah musuh agar musuh tertular dan ketakutan, ini adalah suatu bentuk senjata biologi di abad pertengahan. “Traction trebuchets” muncul di Cina pada sekitar abad ke-4 SM dan di Eropa pada abad ke-6 Masehi, dan tidak menjadi usang sampai abad ke-16, setelah dikenalkannya mesiu. Trebuchets jauh lebih akurat dari pada catapults abad pertengahan.


Cara Kerja Dasar Trebuchet


Trebuchet bekerja dengan menggunakan prinsip keuntungan mekanis dari pengungkitan untuk menggerakkan batu atau peluru dan lebih jauh lebih akurat dari catapult. Sling dan lengan ayun berada pada posisi vertikal, di mana, biasanya dibantu dengan sebuah pengait, jika sling dilepas, maka melemparkan proyektil menuju target dengan kuat.

Banyak keuntungan telah dibuat dengan Trebuchet. Ilmuwan masih berargumen apakah orang kuno meenggunakan roda untuk menyerap kelebihan kinetis energi dan meletakkan kembali ke peluru. Diketahui bahwa bak-bak, sering diputar di salah satu arah untuk mengarahkan peluru, telah digunakan untuk peluru untuk bergeser, sehingga meningkatkan akurasi.

Mangonel memiliki akurasi yang jauh lebih jelek dari pada Trebuchet (yang diperkenalkan kemudian, sesaat sebelum penemuan dan meluasnya penggunaan bubuk mesiu). Mangonel melemparkan proyektil pada lintasan yang lebih rendah dan pada kecepatan yang lebih tinggi daripada Trebuchet dengan tujuan menghancurkan dinding, daripada melontarkan proyektil di atasnya.


Trebuchets vs. Torsi


Trebuchet sering keliru ditukarkan dengan senjata torsi sebelumnya yang kurang kuat. Perbedaan utama adalah bahwa senjata torsi (contohnya termasuk onager dan ballista) menggunakan tali terpelintir atau benang ikat untuk menghasilkan kekuatan, sedangkan Trebuchet menggunakan “beban pengimbang”, biasanya dipasang jauh lebih dekat dengan titik tumpuan dari pada proyektilnya untuk memberikan keuntungan mekanis, meskipun ini tidak diperlukan. Sebuah Trebuchet juga memiliki sling pemegang proyektil, dan alat untuk melepaskannya di saat yang tepat untuk memaksimalkan jarak jangkau. Trebuchets dan dan senjata torsi digolongkan dalam istilah generik "catapult", yang meliputi segala perangkat bukan-genggam mekanis yang dirancang untuk melantingkan obyek.


Floating Arm Trebuchet


Trebuchet lengan apung adalah varian modern dari Trebuchet. Perbedaan utamanya adalah bahwa ia memiliki gandar tetap pada rangka, gandar terpasang pada roda yang bergulung di trek paralel dengan tanah. Ini menghasilkan pengimbang bergerak di jalur yang lebih langsung ke bawah pada saat dilepaskan, yang dapat meningkatkan energi yang ditransfer ke peluru, sehingga lebih efisien. Lebih sering, pengimbang dipaksakan turun vertikal dengan memaksanya untuk jatuh ke dalam slot vertikal, sehingga memastikan tidak ada gerakan “to-and-fro selama proses pelemparan.



Floating Arm Trebuchet

Gladius



Karena serangannya terhadap Hannibal di seluruh Peninsula Iberian, Jendral Roma Scipio Africanus menjadi sangat akrab dengan pedang pendek Spanyol. Scipio kagum dengan kekuatan senjata ini dan dengan segera senjata ini diperintahkan untuk dipakai oleh Legionnaires Roma, dan kemudian, seluruh pasukan Roma Army memakai pedang pendek ini yang dalam bahasa Spanyol disebut Gladius.

Gladius dibuat dari baja Toledo yang berbeda pada senjata umumnya waktu itu yang memakai besi atau perunggu. Baja Toledo telah tertempa hingga hampir tidak dapat dipatahkan dan ujung-ujungnya tajam dan kuat, untuk tusukan yang kuat dan mematikan. Gladius cukup berat, tetapi orang Roma selalu menemukan cara untuk membunuh musuh dengan cepat.

Dalam sejarah pernah terjadi pertempuran antara pasukan Roma dan Makedonia, pasukan Makedonia diluluh lantakkan dengan kondisi mengerikan seperti tangan, kaki dan kepala terputus. Dengan ditemukannya tombak dan senjata lempar untuk melawan pasukan pedang, dilakukan evolusi dan modifikasi pada pedang Roma untuk meningkatkan letalitas.

Terdapat berbagai jenis Gladius:
  • Gladius Hispaniensis: digunakan dari 200 SM hingga 20 SM. Panjang mata pisau antara 60-68 cm, dengan lebar 5cm. Ini adalah jenis Gladius terbesar dan terberat, serta Gladius yang paling pertama dan terpanjang. Berat maksimalnya 1 kg dan standarnya 900 g (dengan pegangan kayu).
  • Mainz: Mainz ditemukan di markas Moguntiacum pada 13 SM. Jenis Mainz dicirikan dari panjangnya bilah dan “point”. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70 cm. Lebar bilah ~7 cm. Berat pedang ~800g (pegangan kayu).
  • Fulham or Mainz-Fulham: nama ini berasal dari penemuannya di Thames dekat Fulham dan di saat itu adalah awal mulanya penyerangan Roma ke Inggris dimulai. Gladius ini mulai dipakai setelah invasi Aulus Plautius pada 43 M hingga akhir abad tersebut. Gladius ini berhubungan erat dengan Mainz, hanya saja lebih sempit dan mempunyai ujung triangular. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70cm. Lebar pedang ~6cm. Berat perang ~700g(pegangan kayu).
  • Pompei (or Pompeianus or Pompeii): Dinamai bedasarkan nama kota modern Pompeii, Kota milik Roma yang masyarakatnya banyak tewas karena letusan gunung pada 79M. Gladius ini mempunyai ujung potong paralel dan ujung triangular. Tipe ini adalah gladius terpendek yang sering tertukar dengan spatha yang lebih panjang. Setelah beberapa tahun, pompeii menjadi lebih panjang dan biasa disebut semi-spathas. Panjang mata ~45-50cm. Panjang Pedang ~60-65cm. Lebar bilah ~5cm. Berat pedang ~700g(pegangan kayu).

Claymore



Kata claymore (IPA: /'kle?m?r/ atau /kle?'m?r/, dari Scottish Gaelic claidheamh mĂ²r, "great sword") merujuk pada dua jenis berbeda pedang. Kata ini mungkin merujuk pada pedang dua tangan dengan sebuah cross hilt (pelindung tangan berbentuk salib di bagian atas gagang pedang), digunakan oleh Highlanders dari Skotlandia, atau merujuk pada pedang basket-hilted (berpelindung tangan mengelilingi gagang) yang diadopsi dari abad ke-16, yang hingga kini menjadi pedang pelengkap seragam Highland regiments dari AD Inggris.


Two-handed (Highland) claymore


Claymore dua-tangan adalah pedang besar yang dipakai pada masa akhir abad pertengahan dan periode modern awal. Pedang ini telah digunakan dalam peperangan clan konstan dan pertempuran perbatasan dengan Inggris dari tahun 1500 hingga 1700. Perang terakhir yang diketahui memakai benyak senjata ini adalah Battle of Killiecrankie pada tahun 1689.

Ukuran rata-rata claymore sekitar 140 cm (55") untuk keseluruhan panjang, dengan panjang pegangan 33 cm (13"), bilah pedang 107 cm (42"), dan dengan berat sekitar 2.5 kg (5.5 lb). Cukup seragam bentuknya, pedang ini diset dengan ujung pedang roda yang kadang diujungnya berbentuk bulan sabit dan sebuah pelindung tangan. Bentuk lain claymore dua-tangan adalah claymore "clamshell hilted".




Basket-hilted claymore


Jenis selanjutnya memiliki bentuk yang lebih pendek, satu-tangan dan populer dengan pasukan Skotlandia dan Inggris di abad ke-17, dan masih terlihat dipakai secara terbatas di PD II; “claymore” modern dibawa pada PD II oleh Lt. Col. Jack Churchill. Pedang ini bermata pisau satu sisi atau dua sisi, denga berat antara 2-3 lbs (0.9 and 1.5 kg), dengan bilah pedang sepanjang 30-35 inci (0.75–0.9 m). Pelindung “keranjang” dirancang untuk melindungi tangan saat pertempuran. Pedang berpelindung “keranjang” Skotlandia biasanya dibedakan dengan pedang lain karena adanya garis di bagian dalam pelindung yang biasanya berwarna merah, and juga kadang berhiaskan rumbai dekoratif di bagian pelindung atau ujung pegangan.


Use of the word


Kata "claymore" digunakan dari awal Abad ke-18 merujuk pada pedang satu-tangan berpelindung-keranjang, sinonim dengan “broadsword".

Francisca


Francisca merupakan sebuah senjata yang dirancang untuk membuat kerusakan parah pada tubuh maupun psikologis musuh.
Kapak lempar lebih diasosiasikan dengan bangsa Franks dengan penggunaannya oleh Suku-Suku Jerman dan sekitarnya. Intinya, kapak kecil digunakan sebagai senjata psikologis maupun fisik, ketika dilempar, kapak cenderung memantul di permukaan tanah ke arah yang random. Kapak memiliki banyak kegunaan seperti untuk memotong musuh, menembus tameng kayu atau memotong kayu untuk dibakar ketika dibutuhkan. Untuk bangsa Franks, Francisca menjadi symbol nasional. Senjata ini diberi nama Francisca (atau Francesca) yang berasal dari sebutan bangsa Spanyol atas pemakainya, yaitu bangsa Franks.



Francisca dicirikan dengan kepala kapak lengkung terbuat dari besi, lancip di ujung atas dan bawah, dan lebih luas di bagian tengah-depannya (blade) daripada bagian belakang yang berat. Melalui view atas-bawah, bagian blade-nya berbentuk seperti tetes air-mata similar dengan milik Vikings. Secara keseluruhan, kapak ini didesain tebal dan terpasang di bagian ujung (atas) pegangan dan sangat tajam

Dalam pertempuran, garis formasi bangsa Franks ditandai dengan melempar francisca ke formasi musuh dengan harapan untuk menembus tameng musuh atau membunuh musuh. Aksi pelemparan kapak ini biasanya dilakukan sebelum pasukan infantry menyerang penuh, sama seperti Legionare bangsa Roma yang melempar tombaknya. Francisca mempunyai kecenderungan yang menyeramkan, termasuk pantulan random yang membuat ketakutan musuh-musuhnya di Abad Pertengahan. Jarak efektif untuk melemparkan kapak ini adalah 40 kaki.

Halberd


Halberd dicirikan dengan ujung atas uang diruncingkan di kepala-kapaknya dan mempunyai kepala kapak yang dekoratif. Senjata ini merupakan “pole-weapon” (senjata galah/tiang/tongkat) yang dipakai angkatan bersenjata Swiss pada abad ke-14 dan mempunyai tinggi (panjang) 6 kaki tergantung pada panjang batang kayu yang digunakan. Halberds terbukti mudah untuk diproduksi secara masal dan merupakan senjata wajib bagi orang Swiss hingga kasta yang rendah sekalipun. Pasukan infantry yang menggunakan halberd diberinama “halberdiers” dan halberd sendiri juga dikenal dengan nama "halbert" atau "Swiss voulge".


Pada pertempuran, halberd membuktikan kegunaannya sebagai senjata serbaguna. Tidak hanya sebagai senjata untuk menebas, ujung kepala-kapak yang runcing membuatnya efektif untuk melawan pasukan kavaleri (kuda). Kepala kapaknya, dengan kekuatan yang cukup, dapat menembus kepala kuda di pertempuran. Bagian belakang blade-kapak juga dapat digunakan untuk menjatuhkan pasukan kavaleri. Sejak abad ke-16, kemunculan senapan pada garis depan pasukan secara bertahap mengurangi penggunaan halberd.


Helepolis



Kecerdasan sangat berpengaruh pada peperangan di dunia kuno. Salah satu buah dari kecerdasan ini adalah mesin perang macam helepolis ini. Helepolis adalah mesin oerang berukuran besar. Diperlukan 200 orang untuk menggerakkan mesin beroda delapan ini. Helepolis mempunyai beberapa lantai yang menjadi tempat peluncur proyektil (batu adalah amunisi utama), tangga untuk mengakses lantai di atasnta dan dilapisi besi untuk melindungi orang-orang di dalamnya dari panah dan api musuh. Senjata ini telah digunakan oleh Demetrios Poliorketes saat melawan Rhodes dalam peperangan dari 305 hingga 304 SM. Secara keseluruhan, tingginya mencapai 141 kaki. Helepolis dapat diartikan sebagai “city taker” (perebut kota).

Source : http://www.adipedia.com/2011/02/senjata-senjata-yang-dipergunakan-pada.html
READ MORE - Senjata-Senjata Pada Perang Kuno (Ancient Warfare)

Apakah Peluru Kendali (rudal) Itu?

Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.


Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.


Jenis peluru kendali

Peluru kendali balistik

Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfir Bumi.
Exocet-mil

 LGM-30 Minuteman, rudal balistik berhulu ledak nuklir AS.

Minuteman, rudal balistik berhulu


Peluru kendali jelajah


Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar.

Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.

Peluru kendali anti-kapal

RGM 84 Harpoon
RGM 84 HarpoonPeluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.

Peluru kendali darat ke udara

Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.

Peluru kendali udara ke udara

Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.

Peluru kendali anti-tank

Peluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.

Peluru kendali anti-balistik

 MIM-104 Patriot
MIM-104 PatriotPeluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.

Peluru kendali anti-satelit

Peluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.

Torpedo

Torpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam.

Source : http://www.adipedia.com/2011/02/apakah-peluru-kendali-rudal-itu.html
READ MORE - Apakah Peluru Kendali (rudal) Itu?

Most Popular