Enjoy Your Day With a Smile

Senin, 25 Juli 2011

Sepenggal Legenda dari Lembah Geurutee

 
Lembah Geureutee

HAMPARAN pasir putih membentang luas sepanjang pantai Kuala Daya. Riak ombak dan hembusan angin yang mengayunkan pohon kelapa, memecahkan kesunyian kawasan teluk di kaki gunung Geurutee itu. Lamno, sebuah kota kecil di Kabupaten Aceh Jaya.

Berjarak sekitar 75 kilometer dari Banda Aceh, Lamno menyimpan sejuta sejarah. Sejak dahulu, Lamno terkenal sebagai kawasan asal gadis berkulit putih, bermata biru, berambut pirang mirip bangsa Eropa. Mereka dipercaya merupakan keturunan prajurit Portugis yang terdampar di kerajaaan daya di abad ke-15 silam.

Sejarah mencatat, sekitar tahun 1492-1 511, kapal perang Portugis pimpinan Kapten Pinto yang kalah perang dengan Belanda di Selat Melaka, mengalami kerusakan saat berlayar dari Singapura. Kapal ini terdampar di pantai Kerajaan Daya. Raja Daya tak ingin membiarkan kapal itu lari dan mendarat tanpa izin di Kuala Daya. Laskar Rimueng Daya menghujam tembakan ke kapal itu dengan meriam besar hingga tenggelam.

Semua awak kapal dan tentara Portugis akhirnya menyerah dan meminta perlindungan. Sambil menunggu bala bantuan armada kapal dari negerinya menjemput mereka, pasukan Portugis menjadi tawanan. Awak kapal dikarantina dalam satu kawasan berpagar tinggi.
Hari demi hari mereka terus menunggu pertolongan. Tapi bantuan tak kunjung datang. Mereka pun menyerah pada Raja Daya. Raja Daya yang terkenal arif itu membebaskan mereka tanpa syarat harus menjadi budak.

Tentara Portugis itu kemudian berbaur dengan penduduk Lamno. Mereka diajarkan bertani, berbahasa, dan diperkenalkan adat istiadat dan budaya masyarakat Aceh. Para mantan tawanan perang itu kemudian juga dibolehkan untuk mempersunting gadis pribumi, tentu setelah memeluk islam.

Menurut versi lain asal-usul "orang putih" di Lamno, mereka bukan terdampar, melainkan sengaja datang berdagang dengan penduduk Negeri Daya. Mereka membawa pelbagai barang berharga, mulai dari porselen hingga senjata dan mesiu. Balik ke negerinya, mereka mengangkut rempah-rempah dan berbagai hasil bumi. Kala itu Daya merupakan bandar dagang yang ramai di Aceh. Para saudagar berdatangan dari India, Arab, Cina, dan Eropa tentu saja.
Hubungan baik antara Raja Daya dan para saudagar berkulit putih, yang tersiar sampai jauh, membuat gusar Raja Kerajaan Lamuri di Banda Aceh, Ali Mugayat Syah. Ali, yang ingin Pahlawan Syah memutuskan hubungan dengan pedagang Portugis, yang menurut dia kafir, lalu menyerang dan menguasai Daya.

Dialah yang kemudian menawan "orang-orang putih" itu di Meunanga. Dua tahun kemudian, Ali menguasai dua kerajaan lain: Pase dan Pedir (Pidie), lalu mendirikan Kerajaan Aceh Darussalam dan mengangkat dirinya sebagai raja yang pertama (1511-1530).

Melihat lokasi Lamno yang tak terlalu jauh dari jalur dagang Portugis—Atlantis, Selat Malaka, Pasifik—cerita tentang Daya sebagai pelabuhan dagang nan ramai di Aceh cukup masuk akal. Tempat itu mudah ditemukan.

Marco Polo melakukan itu pada 1292 dalam pelayarannya dari Cina menuju Persia, seperti bisa disimak dalam bukunya, Far East. Antara lain, Marco Polo mengatakan pernah berlabuh di enam bandar di sebelah utara Sumatera, termasuk Ferlec, Samudera, dan Lambri atawa Lamuri.

Catatan lebih tua bahkan menyebut perdagangan global di Aceh telah dimulai sejak abad ke-6 M. Para pedagang Cina, misalnya, meninggalkan catatan-catatan tentang sebuah kerajaan di bagian utara Sumatera, yang mereka beri nama Po-Li. Wilayah ini juga disebut-sebut dalam catatan kuno yang ditemukan di India, berasal dari awal abad ke-9 M.

Perdagangan di bandar-bandar Aceh bertambah maju setelah Portugis mengalahkan Malaka pada 1511, bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam. Takut pada Portugis, para pedagang dari Asia dan Arab mulai menghindari Selat Malaka dan beralih ke pelabuhan-pelabuhan di Aceh.
Sejak itu, dominasi Aceh dalam perdagangan dan politik di wilayah itu menguat, dan mencapai puncaknya antara 1610 dan 1640. Karena hidup dalam komunitas terbatas selama beratus-ratus tahun, darah Portugis masih mengalir dalam diri sebagian masyarakat Lamno, terutama yang menetap di Kuala Daya dan Lambeuso serta Ujong Muloh.

Selain identik sebagai daerah asal gadis bermata biru, Lamno juga dikenal sebagai negeri para raja. Tokoh yang sering disebut misalnya Poeteumerom. Bernama lengkap Sultan Alaidin Ri’ayatsyah, dia lah yang membawa Islam menyebar ke kawasan itu.

Safrizal Tsabit, pemerhati budaya di Lamno mengatakan, Poetemeureuhom berasal dari kerajaan Samudra Pasai. Bersama rombongannya, dia mulai melakukan perjalanan mulai dari Desa Mareu mengikuti arah hulu sungai dan kemudian menyisir kawasan pesisir pantai. “Rombongan kemudian berhasil menaklukkan raja-raja kecil disepanjang aliran sungai,” katanya.

Di kawasan itu, awalnya terdapat kerajaan meliputi kerajaan Lamno, Keuluang Daya, Kuala Unga dan Kuala Daya. Setelah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil itu, Poteumeureuhom tak langsung membubarkannya. Namun Wilayah yang ditaklukinya diberikan hak otonomi dan tunduk dalam Kerajaan Daya atau yang dikenal dengan Meureuhom Daya.

Sebagai bentuk terimakasih rakyat kepada sang raja, digelar lah upacara Peumeunap dan Sumeuleueng. Dalam upacara itu raja disuapi nasi yang berasal dari hasil panen terbaik. Upacara penabalan raja ini kemudian dikenang dan dilangsungkan sampai sekarang setiap tanggal 10 Zulhijjah atau pada hari raya kurban.

Sejarah juga mencatat sepeninggal Poteumeureuhom kondisi Kerajaan Daya sedikit goyah. Kerajaan daya yang kemudian juga tunduk pada kerajaan Aceh Darussalam, harus bertahan melawan portugis yang ingin menguasai seluruh wilayah.
Pada 1511-1530 saat pergantian pucuk pimpinan di Kerajaan Aceh Darussalam dari Sulthan Syansu Syah kepada puteranya Sulthan Ali Mughayat Syah, perang Aceh dan portugis memuncak.

Raja Mughayat Syah, terpaksa mengutus adiknya Raja Ibrahim memimpin perang di perairan Arun untuk membendung Portugis masuk menguasai pesisir Timur Aceh. Namun naas, Raja Muda itu tewas di Arun.

Untuk menggantikan pimpinan armada Aceh di Arun, Sulthan Ali Mughayat Syah mengirim menantu Poteumeureuhom, Raja Unzir yang kala itu memegang tampuk pimpinan Negeri Daya. Sejak itu Negeri Daya tak punya raja lagi. Pucuk pimpinan langsung dileburkan ke kerajaan inti Aceh Darussalam.

Isteri Raja Unzir, Siti Hur kemudian diperintahkan mengurus roda pemerintahan di Kerajaan Daya sekaligus menjadi wakil Raja Aceh disana. Pada Bulan Jamadil Awal Tahun 1526, Raja Unzir pun tewas di Aru.

Pasca Siti Hur mangkat, pemerintah di Negeri Daya mengalami kemunduran. Ini disebabkan karena karena seringkali terjadi perang saudara dan percecokan akibat selisih paham diantara sesama raja yang memperebutkan kekuasaan dan hasil pajak lada. Hal seperti itu terus terjadi dalam kuran waktu hampir dua abad lamanya.
Sekitar 1711 sampai 1735, Sulthan Jamalul Alam Badrul Munir berkuasa di Aceh Darussalam. Pemerintahnya tidak terlalu disukai oleh para petinggi kerajaan yang berpengaruh di Aceh saat itu. Sang raja pun tak memperoleh dukungan kuat di kalangan istana.
Untuk menghilangkan paradigma miring, Jamalul sering melakukan lawatan keluar daerah untuk mendapat simpati dari raja-raja kecil yang merupakan kesatuan terpisah di Kerajaan Aceh Darussalam. Sulthan Jamalul yang bergelar Poteu Jamaloy ini berkeinginan melakukan kunjungan khusus ke Negeri Daya untuk menertibkan situasi kerajaan yang semraut karena perang berebut pajak raja.
Untuk memuluskan lawatannya, Poteu Jamaloy mempelajari tradisi dan adat budaya yang belaku di Negeri Daya. Akhirnya dia berhasil mempertegas kembali ketentuan “neuduek” awal yang pernah diprakarsai oleh Poteumeureuhom.
Mengenang jasa sang raja, makam Poteumeureuhom yang berada di perbukitan kecil di pesisir Desa Gle Jong kini dikeramatkan warga. Setiap hari raya Idul Adha, banyak warga mengunjungi makam itu untuk berziarah atau melepas nazar. Berziarah ke makam dipercaya membawa berkah.

Di Lamno, jejak-jejak masa jaya itu kian sulit dilacak. Dulu banyak peninggalan kuno seperti porselen dan mata uang dari berbagai kerajaan dunia ditemukan. Hampir semua peninggalan sejarah itu telah berpindah tangan.
Lamno kini juga tak lagi dikenal sebagai kota penghasil Lada. Hanya biji kopi Arabica Lamno yang masih punya nama. Sekarang pemburu Lada telah berganti dengan para pemburu sarang walet dari gua Teumiga dan gua Keuluang di bibir lembah Geurutee.
Tsunami 2004 silam juga membuat Lamno nan masyur tak lagi berjaya karena jembatan penghubung antar kabupaten di Lambeusoi putus. Sejak enam tahun lalu itu warga terpaksa menggunakan rakit untuk menyebrang, karena jembatan juga belum rampung.

Bakat raya itu juga menewaskan 6.000 penduduk Lamno. Gadis bermata biru juga jarang dijumpai. Kini sepotong legenda mata biru dan kerajaan daya pun seperti bersembunyi di bibir lembah Geurutee.



READ MORE - Sepenggal Legenda dari Lembah Geurutee

Awan Air Terbesar di Jagad Raya

Massa air itu sudah berusia 12 miliar tahun dan 140 triliun kali dari semua massa air bumi


Uap air terbesar di jagad raya (MSNBC)

Para ilmuwan baru-baru ini berhasil menemukan massa air raksasa terbesar dan tertua di jagad raya.

Massa air berbentuk awan itu, berusia 12 miliar tahun dan diperkirakan mengandung massa air yang besarnya 140 triliun kali lipat dari seluruh massa air yang ada di bumi.

Awan uap air itu dikelilingi oleh sebuah lubang hitam supermasif yang dikenal dengan quasar, berada di lokasi yang berjarak sekitar 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dikutip stasiun berita MSNBC, para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini membuktikan bahwa air telah ada sejak awal keberadaan jagad raya

"Karena cahaya yang kita lihat meninggalkan kuasar itu lebih dari 12 tahun cahaya, kita melihat kehadiran air hanya sekitar 1,6 milar setelah awal dari jagad raya," ujar Alberto Bolatto, salah seorang peneliti dari University of Maryland lewat sebuah pernyataan.

"Penemuan ini menandai keberadaan air semiliar tahun lebih dekat dengan peristiwa dentuman besar," kata Bolatto.

Quasar adalah obyek bercahaya dan paling energetik di alam raya. Kuasar ditenagai oleh lubang hitam besar yang menghisap gas-gas dan debu di sekitarnya lalu memuntahkan energi dalam jumlah ebsar.

Para tim astronom berhasil mendeteksi dan mengkonfirmasi keberadaan awan air itu di sekeliling quasar, melalui dua teleskop berbeda, satu di Hawaii dan satu lagi di California.

Peneliti memperkirakan, bahwa uap air itu terbentuk di awal kemunculan alam raya. Jadi, penemuan awan tua ini tida terlalu mengagetkan mereka. "Ini adalah bukti selanjutnya di mana air meresap ke seluruh alam semesta, bahkan di saat-saat yang sangat awal," ujar pemimpin penulis riset, Matt Bradford, dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.


Berwujud Es

Quasar APM 08279+5255 mengandung uap air yang besarnya 4.000 kali lebih besar daripada galaksi Bima Sakti, kata para peneliti. Hal ini mungkin dikarenakan banyak air di galaksi Bima Sakti yang berwujud es, bukan uap.

Uap air di quasar didistribusikan ke sekitar lubang hitam masif di wilayah yang panjangnya mencakup ratusan tahun cahaya. Awan tersebut memiliki suhu minus 63 derajat Fahrenheit (-17,2 derajat celsius), namun, atmosfer bumi memiliki kepadatan yang 300 triliun kali lebih padat daripada awan tersebut.

Setidaknya, awan itu lima kali lebih panas, dan 10 sampai 100 kali lebih padat daripada apa yang biasa dijumpai di galaksi-galaksi, termasuk Bima Sakti, kata para peneliti. Awan air itu juga mengungkap info penting lain tentang quasar.

Pengukuran uap air dan molekul-molekul lain seperti karbon monoksida, mengungkap kemungkinan bahwa terdapat jumlah gas yang cukup bagi lubang hitam untuk berkembang hingga sekitar enam kali dari ukuran sebelumnya. Temuan ini akan segera dipublikasikan pada Astrophysical Journal Letters.
READ MORE - Awan Air Terbesar di Jagad Raya

Ular Cabe, Kecil Sih !! Tapi.......Berbisa !

Ini ular yg sebenernya ada disekitar kita, bahkan di kota2 besar jg banyak terdapat ular cabe ini.Cuma karena ukurannya yg liliput & tinggal dibawah tanah,jadi jarang yg liat.



Family : ELAPIDAE

Nama ilmiah : Maticora intestinalis.

Ciri-ciri : Punggung hitam, sepanjang badan berpita kuning/jingga dan bercabang dua di kepala, perut berwarna belang putih hitam, ekor merah,panjang maksimum 50 cm.

tipe taring : Proteroglypha, terletak pada bagian depan rahang atas. Permanen dan relatif pendek.

tipe bisa : Neurotoxin, merusak sel-sel saraf pernapasan sehingga individu yang terserang bisa ular tersebut tidak dapat mengambil oksigen untuk metabolisme sel.

sebutan :ular cabe,ulo kisi,ula kawek,ulo besi,ular tanah,worm snake,blind snake.

penyebaran habitat : Jawa,Sumatra,Kalimantan,Thailand selatan,semenanjung Malaya,Singapura dan Filipina.

efek yg diakibatkan gigitan ular ini :
o Pening
o Muntah
o Perasaan tidak enak
o Luka bengkak (1-2 jam)
o Sangat mengantuk
o Kesadaran turun
o Nafas tersengal-senal
o Anggota badan sulit diggerakkan
o Sulit menelan
o Bicara kurang jelas
o Mata membesar
o Kelopak mata tertutup

kasus fatal gigitan ular cabe :
- seorang anak kecil setelah bermain mandi bola lsg mengalami demam ktika pulang ke rumah.Ibunya tdk lsg membawa anak ini ke RS,karena mengira demam biasa.akibatnya anak ini mengalami sesak nafas & tubuh membiru,dan ketika dibawa ke RS keesokan paginya,nyawanya tidak tertolong.Dokter yg memeriksa menyatakan anak ini terkena racun ular kisi.dan ketika kolam bola tempat anak itu bermain semalam,dikuras,ternyata dibawahnya terdapat sarang ular kisi

- orang dewasa yg pernah digigit ular ini,tapi langsung dpt perawatan medis & dirawat slama 5 hari.




spesies kecil ini memiliki racun type neurotoksin yg sangat kuat dan harus diwaspadai meski sifat alamiah ular ini tidak agresif.Habitatnya di hutan-hutan,dan terkadang berkembang biak di area pertamanan dan perkebunan.Hidupnya di bawah tanah,dan makanan pokoknya adalah telur cacing, kodok kecil dan hewan2 kecil lainnya.

Ketika merasa terancam,ular ini membalikkan bagian bawah tubuh,yg secara dramastis memperlihatkan warna hitam dan putih.

Penampakan ular cabe (Maticora intestinalis)
habitat : daerah genangan air dan berlumpur
makanan pokok : ular kecil & kodok
READ MORE - Ular Cabe, Kecil Sih !! Tapi.......Berbisa !

Most Popular