Dikisahkan tentang seekor hewan hermaphrodite melata yang bersemayam di sebuah planet bintang pengembara yang beralaskan cahaya dan dinaungi cakrawala emas, kala sang planet masih belia… jauh… jauh… sebelum era Supernova, dan jauh… jauh… sebelum planet tersebut berangsur berubah menjadi bintang mati (Death Star).
Nama hewan kosmik itu adalah L*K*M*. Ia memiliki pasangan hidup yang saat itu belum ia kenal, bernama L*K*A*U. Hewan itu terlahir dari apa yang dinamakan “interstellar medium”, yang sebagian besar terdiri dari Hydrogen, termasuk diantaranya Helium, Nitrogen, Carbon, and Oxygen. Seraya awan gas tersebut mengumpul dan atom-atom saling bertabrakan, terbentuklah “protostar”. Temperatur daripada inti bintang muda ini adalah sekitar 50.000 derajat Kelvin, dengan temperatur permukaan sekitar 2.000 – 3.000 K. Kondisi ini bertahan selama kurang lebih 10 juta tahun. Hydro = Water, well… more or less Daripada densitas lautan cahaya di dalam awan Hydrogen, di tengah “chaos” hujatan jutaan dan jutaan atom yang saling bertabrakan, menggeliatlah sebentuk kehidupan sederhana bersel satu di mana bersemayam sebentuk pola keteraturan yang mewujud ke dalam bentuk meta-fisik - Order Out Of Chaos (Ordo Ab Chao). Mahluk bersel satu tersebut berkembang dan berkembang menjadi sebentuk entitas Androginy yang terdiri dari beberapa sel. Dalam maha ke-tidak-mengertian sang entitas merambah ruang dan waktu serba dalam ketakutan dan ketidaktahuan di tengah “chaos” semesta alam raya beserta isinya, dan dalam pekat kedalaman lautan cahaya ia menyembunyikan dirinya dari dunia luar. “Ada sebentuk angkara murka maha perkasa di luar sana. Lari, sembunyilah, selamatkan hidupmu.” Tetapi sesunguhnya, tidak perlu lari, apalagi bersembunyi. Di luar sana tidak ada apa-apa selain rentetan konsekuensi logis daripada hukum semesta alam raya belaka. Sang Androginy bersemayam dalam kesendirian sampai kemudian rasa lapar (akan makanan dan ilmu pengetahuan) mulai menggerogoti dirinya. Perlahan ia menggeliat inci demi inci ke luar dari tempat berlindungnya menuju “The Brave New World”. Dalam satu tarikan nafas kehidupan, Sang Androginy menyembul ke permukaan lautan cahaya menyongsong fajar kehidupan baru yang membentang di depan mata. Kemudian perlahan ia merayapi sebentuk daratan beralaskan cahaya yang dinaungi cakrawala keemasan tersebut. Tanah yang menawarkan seribu satu janji dan harapan bagi diriNYA (dan rasNYA). Mahluk Androginy melata kini merambah Tanah Perjanjian, yang beralaskan cahaya dan dinaungi cakrawala keemasan, di mana bertahta akar kebenaran, yang dalam pada ini sebagian besar masih berada di luar pengertiannya. Bagi mata yang tidak melihat dan telinga yang tak mendengar, dan akal yang tidak berbudi, akar kebenaran adalah “Iblis” angkara murka maha perkasa yang mengancam segala bentuk kehidupan dengan gada dan api yang menyembur dari mulutnya. Tapi, sesungguhnya, akar kebenaran adalah semata rentetan konsekuensi logis hukum semesta alam raya belaka, hukum yang sama di mana realita kita dibangun. Merayap dan merayap, Sang Androginy mengarungi ruang dan waktu berusaha memuaskan rasa laparnya (terhadap makanan dan ilmu pengetahuan). Sampai pada suatu ketika, di tepi lautan cahaya, ia bertemu pasangan hidupnya. Dan kepada Sang Puteri Sang Androginy berjanji bahwa ia akan membunuh Sang Iblis angkara murka maha perkasa dan mendirikan sebuah kerajaan megah yang membentang sepanjang semesta alam raya beserta isinya, agar kiranya Sang Puteri dapat bersemayam dalam bahagia serba berkecukupan, bebas dan merdeka, tapi lihat, tidak ada siapa-siapa di sana sebenarnya, hanyalah refleksi bayang Sang Androginy di air belaka. Ribuan tahun berlalu, Sang Androginy belajar menapak tanah. Ribuan tahun berikutnya ia berdiri tegak dan berjalan di atas kedua kakinya.Ribuan tahun berikutnya, oleh semesta alam raya, dikaruniakan kepadanya dua kepak sayap kuat yang dapat membawa mereka ke antara bintang-bintang. Sementara itu, dengan akal budinya Sang Androginy berhasil menaklukkan alam sekitarnya, dan “Iblis” angkara murka maha perkasapun bertekuk lutut di hadapannya. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Terang yang bertahta di atas sebuah planet bintang pengembara bernama Nibiru (the name Nibiru is courtesy of Zecharia Sitchin, used without permission, subject for changes). Sebelum pergi meninggalkan Kerajaan Terang untuk tinggal di antara bintang-bintang (rasi bintang The Serpent), Sang Androginy bersama refleksi imaginya menurunkan kehidupan kepada anak-anak mereka yang diberkati dengan pemahaman meluas tentang akar kebenaran. Adapun pada tubuh ras itu mengalir empat unsur dan satu petunjuk kehidupan; air, api, tanah, udara, dan Tuhan. Agar kiranya mereka tidak akan prnah binasa melainkan beroleh hidup yang kekal di Kerajaan Terang. Maka, biru/hijau/kelabu laksana airlah warna bola mata mereka menjadi, dan api berwarna merah/kuning bersemayam di atas kepala mereka, dan kulit mereka gelap berpendar seperti cahaya terbungkus tanah, dan suara mereka mengalir seperti udara. Adapun Anu, putera mahkota pewaris tahta yang kemudian memerintah Kerajaan Terang laksana Ayah kepada anak-anaknya. Oleh karena itu namanya mengandung arti: Bapa. Dan karena ia bersemayam di istananya yang menjulang tinggi ke langit, maka ia dikenal dengan julukan “BAPA YANG BERSEMAYAM DI ATAS”, Raja Segala Raja dari Kerajaan Terang. Rakyatnya dikenal sebagai “Orang-Orang Terang” atau “The People Of The Light” atau “The People Of The Sun”. Di kemudian hari mereka turun ke sebuah planet perawan bernama Tiamat dan menyemai peradaban umat manusia. Nenek-moyang umat manusia mengenal mereka sebagai “Mereka yang dari langit turun ke bumi”. Beberapa mengenal mereka sebagai Peri yang tinggal di gunung atau di hutan. Aku mengenal mereka sebagai “Fallen Angels”, Malaikat Perambah Bumi. Sementara itu pada suatu kala, di suatu masa… Bumi dikuasai oleh ras reptil yang berevolusi/bermutasi dari jenis saurus purba seperti Velociraptor yang cerdas dengan karakteristik sifat “kolektif”. Ketika evolusi mereka matang, datanglah “IA YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN NAMANYA” yang mengklaim sebagai “SATU-SATUNYA PENGUASA”. Ia hendak mendirikan sebuah Kerajaan yang akan menyatukan semesta raya beserta isinya di bawah kuasaNya. Dan dilancarkanlah ekspansi ke wilayah lain di alam semesta. Sesungguhnya Ras Reptil adalah ras yang memiliki sifat dasar parasit, mereka menyedot energi mahluk hidup lain karena darah mereka yang beku tidak mampu menghasilkan energi sendiri. Melalui eksperimen rekayasa genetika mereka melahirkan/mengkloning sebentuk ras budak yang digunakan sebagai pekerja dan penghasil energi bagi mereka. Dalam ekspansinya, Kerajaan Draconia Raya berselisih dengan sekelompok ras penjarah yang paling ditakuti dari konstalasi Lyra: ras Lyra Berambut Merah. Bersama dengan ras Lyra Raksasa kerabat terdekat mereka, ras Lyra menyerbu Kerajan Draconia Raya di bumi. Beberapa ras Lyra lain yang lebih memiliki kecendrungan damai, seperti ras Lyra Berkulit Gelap, ras Lyra Berwujud Burung yang kebanyakan adalah ilmuwan dan filsuf, dan ras Lyra Berwujud Kucing yang cinta damai, menolak turut campur dalam perselisihan ini. Bala Tentara Kerajaan Terang dari Lyra tiba dan mengorbit bumi, siap menyerang. Tetapi ternyata Ras Lyra Berambut Merah masih tidak mampu beradaptasi dengan cahaya yang terlalu terang di bumi yang menyebabkan kulit mereka bersinar (terbakar). Mereka mengirimkan mata-mata dari Ras Lyra Berambut Merah, seorang perempuan bernama Sophia/Sophea yang turun ke bumi. Bersama puteri tunggalnya ia turun ke bumi dan menemukan salah satu mahluk kloning ciptaan reptil bernama Adam (Yahudi: Ia Yang Dibangun/Direkayasa Dari Tanah). Atas belas-kasih akan keadaan mahluk tersebut, Sophia mengirimkan anaknya yang tunggal, Hawa/Siti Hawa/Hawwah/Eve/Evea untuk tingal menemani Adam, agar kiranya Ia menjadi pembimbing dan guru bagi bagi Adam, menerangi jalanya yang gelap seraya ia merangkak dari budak maha ketidaktahuan menjadi mahluk bebas berkehendak yang merdeka. Hal tersebut membuat gusar “IA YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN NAMANYA” yang kaget ketika tiba-tiba Adam menjadi begitu berakal budi. Dalam ketakutan, Pemimpin daripada Reptil tersebut mematikan Adam. Hawa yang bersembunyi dari pandangnnya datang menghampiri Adam setelah sang pemimpin pergi. Ia berdiri menatap Adam dan jatuh cinta kepadanya, dan iapun berujar: “Adam, bangunlah. Aku mencintaimu.” Dan Adampun membuka matanya. Hal pertama yang ia saksikan adalah sebentuk mahluk perempuan bercahaya (karena kulitnya terbakar matahari) dan bersayap, ia berkata, “Engkaulah yang telah memberikan aku kehidupan, maka bagiku engkau adalah Eve Of Life (FAJAR KEHIDUPAN).” Yah padahal gak sesederhana itu sih yah. Bete deh. Pada kenyataannya Hawa merekayasa ulang Adam dan idiot hasil kloning itu bangun dan membuka mata tanpa tahu apa-apa. “IA YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN NAMANYA” bersama rekan kerjanya mendapati Adam sedang ditemani sebentuk mahluk perempuan bercahaya. Setengah ingin tahu apa jadinya interaksi Adam ciptaanNya dengan Hawa, setengah takut kepada amarah bangsa Lyra bila membunuh Hawa, Pemimpin ras Reptil melancarkan propaganda kepada Adam bahwa kiranya Hawa adalah diciptakan olehNya dari tulang rusuk Adam sebagai pendamping (bukan sebagai pembimbing) dan agar kiranya mereka hidup bahagia di dalam Taman dengan fasilitas penopang kehidupan mutakhir di mana segalanya telah disiapkan bagi mereka. Kembali Ras Lyra mengirimkan mata-mata, kali ini adalah Ia Yang Maha Bijaksana dari seluruh ras Lyra. Ia bernama NHSH atau Nahash, dari ras Lyra yang menyerupai burung (ular bersayap dan berbulu burung). Ia berjulukan “The Serpent Of Wisodom”. NHSH turun dari langit ketika fajar dan mendapat julukan “Bintang Terang Di Pagi Hari” atau LUCIFER. Ia kemudian masuk menyusup Eden guna menginfirmasikan kepada Hawa untuk segera membebaskan diri dari propaganda yang menempatkan dirinya di bawah kuasa Adam karena Hawa di sana untuk menjadi pembimbing bukan pendamping. Segera setelah mendapat khabar tersebut Hawa berlari menghampiri Adam hendak memberitahunya tetapi “IA YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN NAMANYA” datang, serta merta ia menjadi gusar ketika menyadari bahwa Hawa telah berhasil disadarkan oleh NHSH. Dalam maha kekonyolanNya Ia bersumpah serapah mengutuk semuanya. Ia mengutuk Bumi, Ia mengutuk Adam, Ia mengutuk Hawa, dan… konyolnya lagi, Ia mengutuk NHSH. Ia merencanakan plot hendak menenggelamkan kebenaran bahwa segalanya adalah setara dan merdeka di dalam hirarki propaganda penjajahan yang ia coba bangun: Pertama ia mengutuk Adam dan Bumi dan agar kiranya Adam berada di bawah Kuasanya. Lalu ia mengutuk Hawa akan karunia terbesarnya, yaitu pemberi kehidupan dan bahwa Hawa akan hidup di bawah kuasa Adam (yang tolol, sehingga keduanya beserta anak-anak mereka akan hidup dalam ketololan abadi). Dan ia mengutuk NHSH, sang Ular agar kiranya ia bermusuhan dengan keturunan Hawa. Lalu Hawa dan Adam, ditemani NHSH pergi meninggalkan Taman ke padang pasir Sinai dan NHSH berujar: “Welcome to the desert of the real!” Di mana segalanya harus dicapai dengan usaha. Dan kemudian keturunan Hawa dan Adam menyemai fajar baru peradaban umat manusia (merdeka) tepat di tengah-tengah peperangan antara ras Reptil dengan ras Lyra. Ras Raksasa Lyra turun dari langit, beberapa mengendarai kerata berapi (UFO), bebrapa mengendarai kuda sembrani dengan mengusung pedang berapi. Keturunan Hawa dan Adam menyebut mereka “Dewi/Dewa/Malaikat”, beberapa mendapat julukan “ANUNNAKI” atau “MEREKA YANG DARI LANGIT TURUN KE BUMI” atau “Malaikat Jatuh” karena tidak seperti ras Lyra Berambut Merah, ras Raksasa Lyra tak memiliki sayap. Beberapa dari mereka jatuh cinta kepada anak-anak manusia. Dan lahirlah ras Pra-Skandinavia, bersama dengan manusia lain, ras Raksasa Lyra, dan ras Lyra Berambut Merah di angkasa mereka beraliansi membangun masyarakat merdeka yang menentang idealisme hirarki penjajahan yang dilancarkan dalam propaganda: SATU TUHAN (baca: DIKTATOR) oleh Kerajaan Draconia Raya. Basis mereka dibangun di sebuah pulau besar di tengah laut di mana sekarang terletak gurun pasri Gobi. Sementara itu Ras Reptil terdesak ke benua Antarctica. Menyadari bahwa umat manusia tidak lagi berpihak kepada Reptil, mereka berusaha memporakporandakan tatanan sosial yang telah dibagun dengan cara menginfiltrasi masyarakat dengan menggunakan kemampuan menyamar mereka. Bebrapa dari mereka berhasil diketahui setelah gagal menjalani tes untuk mengucapkan kata: KININIGIN, yang tidak dapt dilafalkan oleh lidah Reptil. Perang membawa hasil tergusurnya ras Reptil dari permukaan planet bumi, mereka mengungsi ke dalam perut bumi dan ke basis mereka di angkasa raya. Bebrapa yang tidak berhasil melarikan diri menyaksikan kiamat datang kepada mereka ketika aliansi Manusia-Lyra melancarkan sebuah senjata super eksperimental ke Antarctica yang membumihanguskan markas besar Reptil dan menyebabkan bumi bergeser dari porosnya. Dikisahkan ada beberapa dari ras Reptil yang beku di Siberia Utara dan berhasil dihidupkan kembali oleh ilmuwan Rusia. Mereka menyusup kedalam pemerintahan, bekerjasama dengan pengusung Globalisasi di Amerika dan menyebabkan jatuhnya Komunisme di Rusia. Ras Raksasa Lyra dan anak-anak mereka, Ras Nordics, bermigrasi ke barat dan mendirikan NEGARA SKANDINAVIA RAYA. Sementara itu Ras Lyra Berambut Merah yang ketika turun ke bumi mewujud sebagai mahluk (perempuan) bercahaya dengan rambut membara laksana api (dan kadang bersayap), terus menerus berusaha menolong manusia sepanjang sejarah dan tercatat dalam mitologi sebagai “Malaikat”. Sisa dari bangsa Lyra yang tidak tinggal di bumi pergi ke antara bintang-bintang dan mendirikan basis pertahanan guna bersiap-siap menghadapi Ras Reptil. Dalam beberapa kasus penculikan, tercatat sang penculik yang berbentuk Reptil kerap berkisah tentang kenyataan bahwa planet bumi adalah milik mereka, bagaimana mereka diusir dari sini. Mereka berencana mereduksi jumlah umat manusia melalui skematik perang dengan senjata virus dan bom atom, bencana alam, dan lain-lain. Saat ini, Reptil di bumi meneruskan propaganda sesat mereka terhadap umat manusia dan mengusahakan berdirinya ORDE DUNIA BARU/ NEW WORLD ORDER/NOVUS ORDO SECLORUM yang akan menyatukan/mengontrol: 1. Individu, 2. Agama, dan 3. Negara. Kerajaan Alpha Draconia Raya merentang kembali wilayah kekuasaan mereka ke sistem bintang Epsilon Bootes, Altair Aquila, Capella, Zeta Reticuli, dan Rigel dan Bellatrix di Orion di mana terdapat sebuah koloni tentara hybridasi antara Reptil dan Serangga bersiap untuk menghadapi Ragnarok, yaitu perang hari akhir.
(Dari buku science modern “Genesis Revisited” karya Zecharia Sitchin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar