- Jin dikenakan kewajiban seperti halnya manusia. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Adz Dzaariyaat : 56)
- Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang yang shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda beda.” (Al Jin : 11)
- Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas”. (Al Hijr : 26-27)
- Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi bagi, sehingga Iblis termasuk salah satu bangsa jin. “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang orang yang zalim.” (Al Kahfi : 50)
- Manusia lebih mulia daripada jin. “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang orang yang kafir.” (Al Baqarah : 34). Oleh karena itu apabila ada manusia yang memohon pertolongan kepada jin, maka ia membuat jin semakin sombong, takabur, dan besar kepala.
- Jin, termasuk Iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin (dalam rupa aslinya). “Hai anak Adam, janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan itu pemimpin pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman.” (Al A’raaf : 27)
- Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain kesurupan. “Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al Baqarah : 275)
- Bahwa jin atau setan itu ada yang laki dan ada yang perempuan dan mereka sama dengan kita, kawin dan bercampur antara laki laki dan perempuan. “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki diantara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al Jin : 6). Juga hadits yang merupakan do’a yang kita baca ketika masuk WC (yang artinya) : “Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari jin yang laki laki dan yang perempuan”.
- Bangsa jin itu juga makan seperti kita, hanya saja makanannya tidak sama dengan makanan kita dan adakalanya dia mencuri makanan kita sebagaimana setan mencuri makanan zakat dari Abu Hurairah yang diperintah oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaganya. Makanan jin diantaranya adalah tulang dan kotoran, makanan manusia yang tidak menyebut nama Allah, dan minuman yang terlarang.
- Setan juga bermalam dan bertempat tinggal, ada kalanya mereka tinggal di rumah kita. Untuk itulah perlu membaca do’a ketika masuk rumah agar setan tidak bermalam di rumah kita.
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْا أَنْصِتُوْا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ. ( الأحقاف : 29 )
“Dan (ingatlah) ketika kami utus kepadamu serombongan jin yang mendengarkan al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya lalu mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan” (Q.S.al-Ahqof ayat 29).
Dalam al-Qur’an terdapat surat yang diberi nama dengan nama SURAT JIN, ini menunjukkan kepada kita akan keberadaannya di alam dunia ini, sebagaimana dalam ayat 29 surat al-Ahqof di atas, mereka bangsa jin telah beriman kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau membacakan ayat al-Qur’an.
Pada zaman sekarang ada orang yang memiliki keyakinan yang lemah tentang perkara-perkara yang ghaib, mereka menyangka dapat menundukkan jin dan menjadikannya sebagai budak untuk berbagai tujuan. Mereka bergembira,menyangka telah menipu Allah dan kaum Muslimin, padahal sesungguhnya diri merekalah yang tertipu.
Sebenarnya , dunia jin sama dengan dunia malaikat yang ghaib, dimana kita diwajibkan untuk meyakininya dengan keimanan. Kenapa ? karena akal dan pengetahuan kita sangat terbatas dan tak akan mampu menjangkau dunia ghaib. Segala masalah yang ghaib harus dihadapi oleh keimanan bukan dengan logika ilmu pengetahuan, bila tidak maka akan tumbuh kepercayaan yang mengandung unsur khurafat dan takhayul.
Keimanan kepada yang ghaib harus berdasarkan ilmu bukan berdasarkan perkataan orang kebanyakan, maksudnya kita harus mencari keterangan yang benar dari sumber yang diyakini dapat terhindar dari khurafat dan takhayul yaitu al-Qur’an dan Hadits Shohih dibantu oleh keterangan para Shahabat Nabi Muhammad SAW dan para Ulama yang Sholih.
Nama-nama Jin di kalangan Orang Arab
Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa jin menurut Ahli Kalam dan Ahli Bahasa ada beberapa tingkatan yaitu ; jika jin tinggal bersama manusia disebut ‘amir, jamaknya ‘ummar. Jika jin terlihat oleh anak-anak dikatakan arwah. Sedangkan jin yang berperilaku buruk dan suka menentang disebut setan. Dan jin yang lebih dari itu dan ia lebih kuat lagi disebut ‘ifrit.
Apakah Jin Diciptakan Sebelum Manusia ?
Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa jin lebih dahulu diciptakan ketimbang manusia, sebagaimana yang diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Hijr ayat 26-27, Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ (26) وَالْجَآنَّّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ (27).
“ Sungguh Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering, berasal rumput hitam yang dibentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
Dari keterangan di atas timbul sebuah pertanyaan, bila jin kafir masuk neraka dan disiksa oleh api neraka, apakah ia akan merasakan sakit atau tidak ? jawabnya, Allah SWT menisbahkan jin dan setan kepada api sebagaimana menisbahkan manusia kepada tanah, Lumpur dan tanah liat. Maksudnya, manusia asalnya adalah tanah, tetapi manusia itu bukan tanah ; begitu pula jin, asalnya asalah api, tetapi jin bukan api. Mari kita simak sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dalam bab “Al-Isti’anah bil-yad fish-shalat idza kana min amrish-shlata, wama yajuzu minal ‘amal fish-shalat” yang bersumber dari shahabat Abu Hurairah ra., “Sesungguhnya setan datang kepadaku, ia menekan saya untuk memutuskan shalat. Tapi Allah memberikan kekuatan kepadaku, sehingga aku mampu mencekiknya….”. Dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya “Musnad” pada jilid I halaman 413 yang bersumber dari shahabat Abdullah ia mengatakan,” Rasulullah SAW bersabda, “Ketika setan melewatiku, aku menangkap dan mencekiknya, sehingga aku merasakan dinginnya lidahnya di tanganku.” Kalau mereka berbentuk api, niscaya beliau tidak menyebutkan demikian.
Judul : Alam Jin Menurut Al Qur'an dan As Sunnah (Bantahan terhadap buku : Dialog Dengan Jin Muslim) Penulis : Abdul Hakim bin Amir Abdat Penerbit : Darul Qalam Cetakan : II Tahun : 2004 Halaman : ii + 146 [ISI BUKU] Buku ini memuat bantahan terhadap buku yang ditulis oleh seorang wartawan Mesir yang bernama Muhammad Isa Dawud yang menulis buku dengan judul "Dialog dengan Jin Muslim". Secara garis besar, buku 'Alam Jin Menurut Al Qur'an dan Sunnah ini terdiri dari tiga bagian. Yang pertama, tentang alam jin menurut Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang kedua, tentang kaidah kaidah syari'at. Dua bagian ini dirasa penting oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat untuk diterangkan sebagai fundamen / dasar sebelum memasuki bab atau bagian ketiga. Bagian ketiga berisi tentang catatan atas buku 'Dialog dengan Jin Muslim'. Ada 34 catatan koreksian yang dibuat oleh Ust. Abdul Hakim terhadap buku 'Dialog dengan Jin Muslim'. [ALAM JIN] Ust. Abdul Hakim di bukunya tersebut menjelaskan sepuluh hal tentang alam jin menurut Al Qur'an dan Sunnah. PERTAMA Jin dikenakan taklif (kewajiban) seperti halnya manusia. Dalilnya ayat Al Qur'an (yang artinya) : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Adz Dzaariyaat : 56) KEDUA Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. Dalilny ayat Al Qur'an (yang artinya) : "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang yang shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda beda." (Al Jin : 11) Berkata Ust. Abdul Hakim : "Ada yang mukmin pengikut tariqah ahlus sunnah wal jama'ah menurut pemahaman salafush shalih, ada yang mukmin pengikut mu'tazilah dan ada yang mukmin pengikut ahlul bid'ah lainnya. (hal 19) KETIGA Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia. Dalilnya Al Qur'an (yang artinya) : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr : 26-27) KEEMPAT Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi bagi, sehingga Iblis termasuk salah satu bangsa jin. Dalilnya Al Qur'an (yang artinya) : "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang orang yang zalim." (Al Kahfi : 50) KELIMA Manusia lebih mulia daripada jin. Dalilnya adalah Al Qur'an (yang artinya) : "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang orang yang kafir." (Al Baqarah : 34) Berkata Ust. Abdul Hakim, "Oleh karena itu apabila ada manusia yang memohon pertolongan kepada jin, maka ia membuat jin semakin sombong, takabur, dan besar kepala." (hal. 24) KEENAM Jin, termasuk Iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin (dalam rupa aslinya). Dalilnya Al Qur'an (yang artinya) : "Hai anak Adam, janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan itu pemimpin pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman." (Al A'raaf : 27) KETUJUH Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain "kesurupan". Dalilnya adalah Al Qur'an Surat Al Baqarah : 275 (yang artinya) : "Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila." (Al Baqarah : 275) KEDELAPAN Bahwa jin atau setan itu ada yang laki dan ada yang perempuan dan mereka sama dengan kita, kawin dan bercampur antara laki laki dan perempuan. Dalilnya Al Qur'an (yang artinya) : "Dan bahwasannya ada beberapa orang laki laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki diantara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (Al Jin : 6) Juga hadits yang merupakan do'a yang kita baca ketika masuk WC (yang artinya) : "Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari jin yang laki laki dan yang perempuan". KESEMBILAN Bangsa jin itu juga makan seperti kita, hanya saja makanannya tidak sama dengan makanan kita dan adakalanya dia mencuri makanan kita sebagaimana setan mencuri makanan zakat dari Abu Hurairah yang diperintah oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjaganya. Pada footnote nya disebutkan makanan jin diantaranya adalah tulang dan kotoran, makanan manusia yang tidak menyebut nama Allah, dan minuman yang terlarang. KESEPULUH Setan juga bermalam dan bertempat tinggal, ada kalanya mereka tinggal di rumah rumah kita. Untuk itulah perlu membaca do'a ketika masuk rumah agar setan tidak bermalam di rumah kita. Dalilnya adalah hadits dalam Shahih Muslim no. 2018 (yang artinya) : "Bila seseorang masuk rumahnya, lalu menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan berkata (kepada kelompoknya) : Tidak ada penginapan bagi kamu dan tidak ada makanan malam bagi kamu. Jika seseorang itu masuk rumahnya dan tidak menyebut nama Allah, maka setan berkata (kepada kelompoknya) : Kamu mendapatkan penginapan. Dan jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata (kepada kelompoknya) : Kamu akan mendapatkan penginapan dan makanan untuk malam." [PERSONAL VIEW] Maraknya tayangan tayangan tentang jin di media hanya memasyhurkan setan. Yang berakibat semakin membesarkan dan mengagungkan Iblis dengan penuh rasa takut. Oleh karena itu buku ini perlu sekali dibaca dan dipahami oleh kaum muslimin. Agar kaum muslimin memahami permasalahan tentang alam jin sesuai Al Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para shahabat. Secara khusus, buku yang ditulis oleh Ustadz Abdul Hakim ini membantah buku yang telah terbit sebelumnya yang ditulis oleh seorang wartawan Mesir, dengan judul terjemahan Indonesia "Dialog dengan Jin Muslim". Wartawan Mesir yang bernama Muhammad Isa Dawud ini mengambil semua khabar untuk bukunya dari Jin Muslim sahabatnya. Yang berakibat mementahkan argumentasi ilmiah dalam beragama, dengan hanya merujuk dari perkataan Jin Muslim sahabatnya itu. Salah satu contohnya adalah penetapan suatu hadits itu sah atau tidak dengan hanya merujuk pada perkataan Jin Muslim sahabatnya itu. Ini cukup kontroversial sekali. Inilah yang dibantah dan diluruskan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat di bukunya "Alam Jin Menurut Al Qur'an dan As Sunnah".
Alam Jin Menurut Al Qur’an dan As Sunnah (Bantahan terhadap buku : Dialog Dengan Jin), penulis : Abdul Hakim bin Amir Abdat, penerbit Darul Qolam, Cetakan II, Tahun 2004, Halaman ii + 146).
Source : http://yasirmaster.blogspot.com/2011/05/alam-jin-menurut-al-quran-as-sunnah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar